Inspirasinews – Medan, Dinas Pariwisata Kota Medan sangat mendukung pengelolaan kawasan hutan mangrove menjadi Ekowisata Manggrove. Selain melestarikan hutan mangrove yang berfungsi mencegah terjadinya abrasi, kehadiran ekowisata mangrove yang dibangun mulai sejak tahun 2015 itu kini menjadi salah satu destinasi wisata alam andalan yang ada di Kota Medan.
“Dengan dukungan yang diberikan, insya Allah Ekowisata Manggrove Sicanang menjadi salah satu destinasi wisata alam yang diandalkan di Kota Medan,” kata Plt Walikota Medan, Akhyar Nasution diwakili Kadis Pariwisata, Agus Suriono, pada penanaman mangrove di Jalan Pulau Sicanang, Kelurahan Belawan Sicanang, Kecamatan Medan Belawan, Selasa (11/8/2020) yang ditandai dengan penanaman mangrove.
Karena itu, Plt Walikota, mengajak seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemko Medan mendukung pengelolaan tersebut, agar hal itu bisa terwujud.
Pengelolaan hutan mangrove oleh Yayasan Gajah Sumatera (Yagasu) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), kata Agus, juga untuk melestarikan lingkungan hidup sekaligus untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar.
Pemko Medan, jelas Agus, telah melakukan berbagai kegiatan guna mendukung pengelolaan Ekowisata Mangrove Sicanang, karena Pemko Medan memandang penting upaya-upaya pelestarian sekaligus memberdayakan hutan mangrove di kawasan pinggiran Medan bagian Utara itu.
Selain menggelar Festival Hutan Magrove, ungkap Agus, Pemko Medan juga telah memperkenalkan kawasan Ekowisata Manggrove seluas sekitar 450 hektar kepada operator biro perjalanan se-ASEAN. “Ini sebagai bentuk tanggungjawab Pemko Medan dalam upaya mendukung pelestarian dan penyelamatan hutan mangrove,” ungkapnya.
Bila memungkinkan, sebut Agus, perlu juga diusulkan Ekowisata Mangrove Sicanang dijadikan kawasan konservasi. “Kiranya Pemprovsu ikut mendukung pengusulan itu. Dengan demikian, kawasan Ekowisata Mangrove Sicanang tidak dapat tersentuh apapun, terkecuali semata melakukan pengelolaan dan pelestarian, termasuk seluruh ekosistem yang ada di dalamnya,” ajaknya.
Pemko Medan, tambah Agus, siap bersinergi dan mendukung semua pihak yang ingin mengembangkan pariwisata di Kota Medan, termasuk Ekowisata Mangrove Sicanang. “Mari kita bersama-sama mendukung pengelolaan Ekowisata Mangrove Sicanang. Ini merupakan tanggungjawab kita bersama,” ujarnya.
Sebelumnya Program Director Yagasu, Meilinda Suriani Harefa, menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya atas dukungan dari Pemprovsu maupun Pemko Medan dalam pengembangan hutan mangrove menjadi ekowisata. Dikatakannya, baik Yagasu dan Pokdarwis tentunya tidak dapat bekerja dukungan dari pemerintah, termasuk masyarakat.
Sejak dimulai tahun 2015, jelas Meilinda, pengembangan kawasan hutan mangrove menjadi Ekowisata Mangrove Sicanang mulai membuahkan hasil. Dipaparkannya, jumlah pengunjung yang datang saat ini setiap minggunya mencapai 500-700 orang.
“Semoga Ekowisata Mangrove Sicanang akan terus berkembang dan menjadi salah satu primadona wisata di Medan, sekaligus upaya dalam melestarikan lingkungan hidup,” harapnya.
Meilinda juga berharap, agar Pemko Medan melalui pihak kelurahan maupun kecamatan dapat membantu penyediaan lokasi parkir yang baik sehingga masyarakat ketika berkunjung merasa tenang dan nyaman. Penerima penghargaan Kalpataru 2019 ini optimis, jika lokasi parkir baik, jumlah pengunjug yang datang akan meningkat lagi.
“Jika parkir mendukung, jumlah pengunjung yang akan datang semakin banyak lagi. Sebab, Ekowisata Mangrove Sicanang sangai indah dan satu-satunya ekowisata mangrove terindah yang ada di Provinsi Sumut, baik infrastruktur yang dimilikinya maupun kebersihannya. Semoga kawasan ini dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar,” harapnya. (insp01)