Medan

Akhyar Akui Masyarakat Masih Buang Sampah Sembarangan

Spread the love

Inspirasinews – Medan, Plt Walikota Medan, Akhyar Nasution, mengaku hingga saat ini sebagian masyarakat masih membuang di sembarang tempat. Artinya, tingkat kepedulian pada kebersihan masih minim tertanam dalam diri masing-masing.

“Bukti kecintaan kita terhadap Kota Medan dapat diwujudkan dengan cara sederhana, namun bermakna yakni tidak buang sampah di sembarang tempat seperti kedalam parit atau sungai,” kata Akhyar Nasution dalam sambutannya pada penyerahan sertifikat agent of public relation kepada 289 siswa SMP se-Kota Medan di Pendopo Rumah Dinas Walikota, Jalan Sudirman Medan, Sabtu (4/7/2020).

Kedisiplinan itu, kata Akhyar, harus dibawa dimanapun berada. “Tanamkan dalam diri bahwa kebersihan adalah kebutuhan. Jika kota kita bersih, maka akan banyak orang yang datang berkunjung kemari dan berdampak positif pada meningkatnya sektor pariwisata dan perekonomian kita. Jadi ingat, sampahku adalah tanggungjawabku,” pesan Akhyar.

Kepada para pelajar, Akhyar, mengucapkan selamat karena telah menjadi agent of PR lingkungan dari sekolahnya masing-masing. Akhyar berharap, predikat yang dimiliki dapat digunakan dengan sebaik-baiknya guna menjadikan Kota Medan bersih, indah, rapi dan cantik.

“Anak-anak ku sekalian, kepedulian terhadap lingkungan sudah seharusnya ditanamkan sejak dini. Hasil dari bentuk kepedulian ini kelak kalian dan generasi mendatang yang akan merasakannya,” kata Akhyar.

Akhyar juga berpesan, agar para siswa terus menggali ilmu pengetahuan agar lebih mumpuni. “Kuatkan pengetahuan, asah kemampuan. Lalu praktekan dan kemudian ajak kawan-kawan. Hal sederhana yang dapat dilakukan yakni dengan tidak membuang sampah sembarangan. Disiplin dilakukan, insha Allah akan menjadi contoh bagi yang lainnya,” bilangnya.

Sebelumnya, Dewi Natadiningrat, dari Khadijah Saraswati Indonesia selaku penggagas program agent of PR lingkungan mengungkapkan bahwa selama ini para siswa telah dididik dan diajarkan untuk peduli pada lingkungan sekitar termasuk lingkungan sekolah. Kemudian, dapat diterapkan pula ke lingkungan tempat tinggal masing-masing.

“Alhamdulillah, dari pantauan yang kita lakukan bersama kepala sekolah dan para guru, anak-anak kita ini terus bergerak dan melakukan fungsinya sebagai agent of PR lingkungan,” kata Dewi. (insp01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *