Inspirasinews – Jakarta, Menurut data dari Globocan tahun 2018, angka kejadian tertinggi kanker pada wanita adalah kanker payudara, yaitu 42,1 per 100.000 penduduk, dengan rata-rata kematian 17 per 100.000. Sebagai upaya untuk menurunkan angka kejadian, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) tak hanya merekomendasikan SADARI untuk pemeriksaan dini kanker payudara, tetapi bisa juga dengan SADANIS.
Kalau SADARI adalah pemeriksaan payudara oleh diri sendiri dengan berdiri di depan cermin, SADANIS adalah pemeriksaan payudara klinis, yang artinya dilakukan oleh petugas kesehatan seperti dokter.
“Dokter akan memeriksa dan melakukan perabaan pada payudara sesuai dengan sistematika pemeriksaan secara medis. Bila ada benjolan, perubahan kulit payudara, atau kejanggalan di puting payudara, dokter akan menyarankan pemeriksaan USG atau mamografi,” demikian dikatakan oleh dr Resthie Rachmanta Putri.
Kenapa SADANIS penting?
SADARI mungkin praktis dan nyaman—bisa dilakukan sendiri di rumah dan tanpa harus mengeluarkan biaya. Namun, tetap saja ada kekurangannya.
“Karena dilakukan sendiri, bisa jadi wanita tak memahami sepenuhnya kondisi yang sedang terjadi, sehingga umumnya benjolan yang ditemukan sudah berukuran tergolong besar,” jelas dr. Resthie.
Itulah mengapa SADANIS sangat penting karena dilakukan oleh dokter yang kompeten dan berpengalaman, sehingga benjolan atau kelainan pada payudara dapat segera diketahui, bahkan bila benjolan masih berukuran sangat kecil.
Kapan harus melakukan SADANIS?
Dikatakan oleh dr. Resthie, pemeriksaan payudara klinis dianjurkan pada wanita berusia 20 tahun ke atas, dan selanjutnya diulang pada periode waktu tertentu.
“Pada usia 20-40 tahun, metode ini dilakukan tiap 3 tahun sekali, sedangkan untuk usia di atas 40 tahun dilakukan setahun sekali.”
Selain itu, waktu terbaik untuk membuat janji temu dengan dokter untuk melakukan SADANIS adalah pada periode 7-10 setelah haid dimulai.
“Karena pada waktu tersebut, kepadatan payudara berkurang, sehingga benjolan yang masih berukuran kecil pun dapat diraba dengan jelas,” dr. Resthie menambahkan.
Pada wanita yang sudah menopause, SADANIS bisa dilakukan kapan saja.
Mengenai kanker payudara: gejala, diagnosis, dan pengobatan
Kanker payudara adalah jenis kanker yang berkembang di sel-sel payudara. Kanker jenis ini dapat terjadi bila sel-sel di organ payudara tumbuh dengan mekanisme abnormal. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, membentuk benjolan atau massa. Apabila tidak segera ditangani, sel abnormal tersebut bisa menyebar melalui kelenjar getah bening ke bagian tubuh lainnya.
Meski penyebabnya belum bisa diketahui pasti, tapi para ahli sepakat bahwa kanker payudara bisa disebabkan karena adanya mutasi gen yang diturunkan (genetik) dan juga pola hidup tidak sehat seperti merokok, minum akohol, sering makan-makanan yang berlemak, dan sebagainya.
Berdasarkan Pusat Data dan Informasi Kemenkes, perubahan yang dapat dilihat sebagai kelainan dan perlu mendapat perhatian adalah:
- Perubahan bentuk dan ukuran payudara
- Teraba benjolan
- Nyeri
- Penebalan kulit
- Terdapat cekungan kulit menyerupai lesung pipit
- Pengerutan kulit payudara
- Keluar cairan dari puting susu (selain ASI)
- Penarikan puting susu ke dalam
- Luka pada payudara yang tak kunjung sembuh
Jika menemukan tanda-tanda di atas, jangan lagi menunda untuk melakukan konsultasi dengan dokter. Penentuan diagnosis kanker payudara bisa diperoleh lewat serangkaian tindakan medis seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa kedua payudara serta kelenjar limfe di area ketiak. Sedangkan untuk pemeriksaan penunjang, biasanya dokter akan melakukan mamogram, USG, dan biopsi.
Jika seorang wanita dinyatakan memiliki kanker payudara, pengobatan akan diberikan sesuai dengan jenis, stadium, dan ukuran massa sel kanker. Sebagian besar penderita akan menjalani proses pembedahan sebagai metode pengobatannya. Namun, sebelum atau sesudah prosedur, dokter akan melakukan serangkaian pengobatan lainnya seperti kemoterapi, terapi hormonal, dan terapi radiasi.
Kanker payudara memang bisa berakhir fatal. Namun jika terdeteksi dini, efektivitas pengobatan bisa lebih maksimal. Karenanya, pemeriksaan payudara secara berkala sangat penting. Tak hanya dengan SADARI, optimalkan dengan SADANIS. Dengan pemeriksaan klinis, adanya benjolan mencurigakan meski masih berukuran kecil bisa terdeteksi dan diketahui penyebabnya. (insp01/kdc)