Inspirasinews – Jakarta, Bukan rahasia lagi bahwa martabak manis merupakan penganan yang kurang sehat karena mengandung kalori yang tinggi. Inilah sebabnya martabak manis tidak bisa disebut sebagai snack atau camilan.
Hal itu diungkapkan oleh dr Verawati Sudarma, SpGK.
“Tidak termasuk camilan, karena kalorinya sangat besar. Snack dianjurkan hanya sekitar 200-300 kalori. Kalau martabak manis kalorinya biasanya sampai 250-400 per potong,” ucap Vera.
Ia menyebutkan sejumlah dampak negatif mengonsumsi martabak manis berlebihan. Menurutnya, pengolahan martabak manis yang berkali-kali dioleskan butter atau margarin membuat makanan ini mengandung lemak jenuh dan lemak trans yang bisa menyumbat pembuluh darah.
“Risiko penyakit serius, seperti jantung dan stroke akan naik,” kata Vera.
Kemudian martabak manis juga umumnya ditaburi gula berkali-kali supaya adonan berongga dan terakhir susu kental manis. “Tepung terigu adalah karbohidrat sederhana, maka mereka akan berubah cepat jadi glukosa. Ini semua akan meningkatkan risiko penyakit diabetes,” tambahnya.
Kemudian dampak lainnya adalah memicu obesitas. Itu karena martabak manis tinggi akan kalori dan seringkali dikonsumsi di malam hari. Hal ini mampu menyebabkan tubuh menimbun kalori dan memicu obesitas.
Martabak manis juga biasanya diberi tambahan baking soda atau baking powder yang mengandung natrium. Penderita darah tinggi dan diabetes harus berhati-hati karena itu mampu meningkatkan tekanan darah. Untuk itu, Vera memberikan tips tetap sehat meski mengonsumsi martabak manis.
“Harus lihat isiannya dulu. Yang sehat isiannya buah, kacang almond. Kemudian cara pembuatannya. Jika sangat berminyak, sampai menetes, cukup makan 3/4 (dari satu potong),” ucapnya.
Anda juga bisa memilih martabak yang tipis kering untuk selingan karena kandungan tepung terigu, mentega dan gulanya lebih sedikit. Jadi kandungan kalorinya pun lebih rendah.
Untuk pilihan yang lebih sehat, ada baiknya Anda memilih martabak telur. Kandungan tepung terigunya lebih sedikit dan tak ada tambahan gula.
“Tapi kalau mau aman, pilih telur ayam karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dari telur bebek,” tutupnya. (Insp01/vnc)