Berastagi – Inspirasi, CEO International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC), Hani Salem Sonbol, mengakui kopi Arabika asal Sumatera Utara (Sumut) merupakan komoditi yang diminati di pasar internasional.
“Para penikmat kopi di Jeddah kebanyakan suka menikmati kopi asal Sumut, khususnya Arabika dari Tanah Karo. Aromanya begitu khas,” ungkap Hani Salem kepada wartawan usai mewisuda 349 petani kopi Kabupaten Karo dan Dairi di Berastagi, Selasa (16/7/2019).
Sebelumnya Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah, menceritakan pengalamannya menikmati kopi Sumatera saat berkunjung ke Rusia.
“Di salah satu kota kecil di Rusia, saya singgah ke salah satu kedai kopi. Pada dinding kedai kopi itu banyak tulisan tentang ragam kopi Sumatera. Begitu terkenalnya kopi Sumatera ini, kita harus manfaatkan itu,” ujarnya.
Sedangkan Bupati Karo, Tarkelin Brahmana, menyampaikan selain Jeddah, ada enam negara yang menjadi langganan kopi Sumatera, yakni Amerika, Jerman, Jepang, Korea, Belanda, dan China. “Karena minat yang cukup tinggi itu pula, pertumbuhan petani kopi di Tanah Karo cukup signifikan,” kata Bupati.
Sampai tahun 2018, sebut Bupati, luas tanaman kopi mencapai 9.178,44 hektar dan luas panen 6.875 hektar, dengan produktivitas 1.931,60 kg/hektar/tahun.
Kabupaten Karo, sambung Bupati, merupakan salah satu kabupaten di Sumut yang 80% masyarakatnya hidup dari sektor pertanian. “Ini dapat dilihat dari PDRB sektor pertanian sebesar 56%,” ucapnya.
Sementara Koordinator Program Petrasa, Lidia Naibaho, mengatakan produksi kopi dari Tanah Karo masih perlu ditingkatkan lagi, karena masih banyak petani yang belum memahami proses pengolahan pascapanen secara benar.
“Hampir satu tahun di Karo, kami membuat pelatihan dasar kepada petani kopi tentang membuat pupuk organik hingga pengolahan pascapanen pada kopi. Dengan begitu, produksi kopi di daerah ini akan semakin meningkat,” ucap Lidia. (ins01)