Inspirasinews – Medan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) antisipasi kenaikan harga beras. Antisipasi itu akan di lakukan Pemprov Sumut melalui intervensi di produksi, distribusi dan konsumsi.
Pemprov Sumut antisipasi kenaikan harga beras itu terungkap dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30 Medan, Senin (18/9/2023).
Rakor di pimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Sumut, Agus Tripriyono. Hadir saat itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut IGP Wira Kusuma, Kepala Bulog Sumut Arif Mandu, Ketua KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas, Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan Muhammad Armand Effendy Pohan, Kadis Ketapang dan Hortikultura Rajali, Kadis Perindustrian, Perdagangan, ESDM Mulyadi Simatupang dan unsur Forkopimda serta OPD terkait lainnya.
Menurut data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, kata Agus, harga beras di pasaran pada September 2023 sebesar Rp12.757 atau naik 1,82% dari Agustus (Rp12.529). Bahkan, untuk beras premium di September rata-rata Rp14.533, meningkat 4,27% di bandingkan Agustus (Rp13.983). “Trennya terus meningkat. Untuk mengantisipasi lonjakan harga, kita perlu melakukan intervensi dari produksi, distribusi dan konsumsi,” kata Agus.
Pada bagian produksi, sebut Agus, salah satu upaya Pemprov Sumut adalah dengan meningkatkan lahan pertanian, ketersediaan pupuk, bibit dan kebutuhan lainnya. “Langkah ini membutuhkan kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota,” kata Agus.
Untuk distribusi, sambung Agus, salah satu langkah yang diambil adalah memberikan subsidi bahan bakar kepada operator angkut beras dan mempersingkat rantai distribusinya. “Sedangkan pada bagian konsumsi, Pemprov Sumut bersama Bank Indonesia, Bulog serta stakeholder terkait akan melakukan operasi pasar efektif,” ujarnya.
Untuk perluasan lahan, tambah Agus, di targetkan 45.000 hektar dan saat ini sudah terverifikasi seluas 36.000 hektar. “Ini juga untuk mengantisipasi dampak el Nino serta kebutuhan lainnya,” katanya.
Untuk mempersingkat distribusi serta operasi pasar, lanjut Agus, akan di lakukan langsung ke titik yang di tentukan, misalnya ke kompleks perumahan, pemukiman dan lainnya agar lebih efektif. “Bulog juga menjalankan program bantuan pangan 10 Kg per KK per bulan,” kata Agus.
Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumut, IGP Wira Kusuma, mengatakan beras memberikan andil besar untuk inflasi di lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumut. Beras selalu berada di tiga besar penyumbang inflasi di IHK (Medan, Padangsidimpuan, Sibolga, Gunungsitoli dan Pematangsiantar). “Jadi, itu perlu menjadi perhatian kita semua,” kata Wira.
Berbeda dengan historisnya yang relatif flat, sebut Wira, pengaruh dari sentimen juga berperan. “Misalnya el Nino yang memberikan risiko secara nasional dan negara eksportir beras juga membatasi ekspornya. Itu menyebabkan harga meningkat dan membentuk sentimen. Kita harus antisipasi hal tersebut,” kata Wira. (sat)