Inspirasinews – Medan, Angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan terus menurun dan membuat status level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Medan menjadi ikut menurun. Namun, Pemkot Medan tidak mau lengah dan tetap berfokus pada penanganan Covid-19.
Salah satu contoh, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, berkomitmen tidak akan menutup lokasi Isolasi Terpusat (Isoter) Covid-19 di Kota Medan, yakni Gedung P4TK dan eks Hotel Soechi, walaupun pasien dengan kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) hingga bergejala ringan di dua lokasi Isoter milik Pemkot Medan itu saat ini sangat minim.
Bahkan, Pemkot Medan menegaskan tidak akan menutup Gedung P4TK dan eks Hotel Soechi sebagai lokasi Isoter, sebelum pandemi Covid-19 berakhir dan berubah menjadi endemik.
Keputusan Wali Kota Medan itu mendapat dukungan penuh dari Fraksi PDI Perjuangan (FPDIP) DPRD Kota Medan. “Apa yang diputuskan Wali Kota Medan itu adalah langkah yang sangat tepat dan layak untuk diapresiasi,” kata Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Medan, Robi Barus, kepada wartawan di Medan, Kamis (4/11/2021).
Menurut Robi, Wali Kota Medan bisa saja menutup salah satu dari dua lokasi Isoter tersebut, khususnya eks Hotel Soechi yang telah habis masa Build Operate Transfer (BOT)-nya pada tahun lalu.
Mengingat, katanya, Medan Mal sebagai aset milik Pemkot dan telah habis masa BOTnya, saat ini telah di sewakan senilai Rp20 miliar kepada pihak ketiga. “Logikanya, bisa saja Wali Kota Medan menutup Hotel Soechi sebagai lokasi Isoter dan menyewakannya kepada pihak ketiga, sehingga uang sewanya bisa menjadi PAD Kota Medan, toh kita punya satu lokasi isoter lagi, yaitu Gedung P4TK di Medan Helvetia,” katanya.
Tapi, sebut anggota Komisi I itu, Wali Kota tidak menutupnya dan tidak menyewakannya untuk menjadi pendapatan. “Ini bukti, Wali Kota Medan lebih mementingkan penanganan Covid-19 dan keselamatan masyarakat, dari pada PAD semata. Bukan berarti PAD tidak penting, tapi keselamatan masyarakat jauh lebih penting,” ungkap Ketua Ketua BKD itu.
Memang, sambung Robi, kebutuhan Kota Medan akan lokasi Isoter sangat minim saat ini, hal itu di karenakan menurunya angka penyebaran Covid-19. Akan tetapi, Robi, mengajak semua pihak untuk kembali mengingat, bagaimana pentingnya keberadaan dan fungsi Isoter saat angka penyebaran Covid-19 melonjak seperti beberapa waktu lalu.
“Saat itu hampir semua tempat Isoter penuh, bayangkan kalau tidak ada eks Hotel Soechi sebagai tempat Isoter tambahan, mau kemana semua pasien itu menjalani isolasi. Jadi, ketika diputuskan tidak akan menutup salah satu dari dua lokasi Isoter itu sebelum pandemi berubah menjadi endemik, saya pikir itu sudah paling tepat. Masyarakat pun tenang, mereka punya pilihan harus kemana untuk menjalani Isolasi apabila terpapar,” jelasnya.
Selain itu, tambah Robi, keputusan yang diambil Wali Kota Medan tidak menutup salah satu dari dua lokasi Isoter itu adalah tindaklanjut dari isntruksi Pemerintah Pusat agar setiap kepala daerah mengambil tindakan preventif dan langkah-langkah antisipatif dalam mencegah terjadinya gelombang ketiga pandemi Covid-19.
“Kita berharap gelombang ketiga itu tidak sampai terjadi di Indonesia, khususnya di Kota Medan. Selain tetap menyediakan tempat isoter, saya lihat saat ini Pemko Medan juga sedang terus meningkatkan vaksinasi Covid-19,” ujar legislator asal Dapil I meliputi Kecamatan Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia dan Medan Petisah itu.
Kendati begitu, lanjut Robi, pihaknya meminta setiap perangkat pemerintah tingkat kecamatan dan kelurahan di Kota Medan untuk terus memantau perkembangan Covid-19 di wilayahnya masing-masing, termasuk data warga yang telah divaksinasi, warga yang terpapar dan hal-hal lainnya yang berkaitan erat dengan penanganan Covid-19.
“Apalagi kita tahu, saat ini setiap kecamatan harus bertanggungjawab untuk membawa warganya yang terkonfirmasi positif Covid-19 ke lokasi Isoter. Kita menekankan, agar seluruh kecamatan dan kelurahan di Kota Medan bisa maksimal membantu Wali Kota Medan dalam menangani pandemi ini,” pungkasnya. (sat)