Inspirasinews – Belawan, Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Hadi Suhendra, berharap Belawan dapat bangkit jadi kawasan aman, lebih sejahtera dan penuh harapan bagi generasi mendatang.
Hadi Suhendra berharap Belawan dapat bangkit jadi kawasan aman itu disampaikannya kepada wartawan di Medan, Minggu (6/7/2025). Pria yang akrab disapa, Hendra, itu mengaku merencanakan program turun langsung ke kelurahan di Belawan pada akhir bulan ini.
Dirinya akan menggandeng ketua organisasi, lurah serta pihak kepolisian untuk berdialog dengan masyarakat mencari solusi mencegah tawuran. “Saya bukan penegak hukum, tapi saya punya ide bagaimana kita bisa bersatu. Kalau bukan kita yang peduli, siapa lagi,” kata politisi Partai Golkar itu.
Persoalan tawuran di Belawan, menurut Hendra, tidak dapat dilepaskan dari masalah pengangguran, rendahnya pendidikan dan masih tertinggalnya kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dampaknya, tidak hanya melukai fisik, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi bagi keluarga korban. “Sering terjadi keluarga terpaksa menjual rumah demi biaya rumah sakit. Mayoritas warga Belawan penghasilannya pas-pasan. Ini yang membuat saya prihatin,” ungkapnya.
Hendra juga menegaskan, tidak lagi membantu biaya pengobatan bagi warga korban terlibat tawuran di Belawan. Hal ini sebagai bentuk efek jera agar praktik tawuran bisa dihentikan. “Sudah cukup banyak saya bantu, tapi tawuran terus terjadi. Kalau ini terus dibiarkan, kita semua yang rugi,” tegas Hendra.
Selain itu, Hendra, juga menyoroti lunturnya budaya hormat generasi muda kepada yang lebih tua seperti dulu. Untuk itu, ia mendirikan musholla buka 24 jam di Kantor Pemuda Pancasila (PP) Belawan. “Di situ nanti ada program pengajian gratis. Tidak hanya mengajarkan Al Qur’an tetapi juga pendidikan akhlak. Kalau SPBU saja bisa buka 24 jam, rumah ibadah juga harus bisa 24 jam untuk memperbaiki akhlak anak-anak kita,” ucapnya.
Hendra juga mengajak warga lintas agama agar menghidupkan rumah ibadah sebagai tempat pembinaan karakter, demi menciptakan suasana Belawan lebih harmonis.
Di sisi lain, Hendra, juga menyoroti praktik pungutan liar atau uang ‘masuk kerja’ yang kerap membebani anak-anak muda Belawan saat melamar pekerjaan. “Gaji pertama mereka habis untuk bayar utang karena harus bayar masuk kerja. Ini harus kita lawan,” katanya.
Dia berkomitmen untuk terus menyuarakan masalah ini kepada pemerintah kota dan perusahaan agar lebih memprioritaskan tenaga kerja dari Belawan, tanpa pungutan apa pun. Hendra juga mendukung program Wali Kota Medan yang mendorong perusahaan setempat untuk membuka peluang kerja lebih luas bagi warga Belawan.
“Perubahan tidak akan terjadi secara instan. Hari ini kita berjuang, hasilnya belum tentu langsung didapat. Bisa setahun, dua tahun, bahkan lima tahun. Tapi jangan pernah berhenti berdoa dan berusaha,” pesannya.
Hendra meminta masyarakat untuk tetap kompak, meskipun akan ada pihak-pihak merasa terganggu jika Belawan menjadi lebih baik. “Kalau tidak mau ikut berjuang, cukup diam. Jangan ganggu orang yang sedang berjuang,” tegasnya. (sat)