Inspirasinews – Jakarta, Sekitar awal Juli 2019 lalu, hepatitis A menjadi wabah di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Saking banyaknya warga yang terjangkit, status Kejadian Luar Biasa (KLB) pun diberlakukan selama beberapa bulan. Ya, hepatitis A memang mudah menular, termasuk pada bayi dan balita.
Hepatitis A adalah penyakit infeksi virus hepatitis tipe A yang menyerang organ hati dan menyebabkan peradangan. Virus ini disebarkan melalui fecal-oral (dari feses ke mulut) atau dari makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Pada bayi dan anak, hepatitis A dapat tertular karena mereka memasukkan benda, tangan, atau makanan yang terkontaminasi ke dalam mulut mereka. Infeksi dapat juga bermula dari virus yang dibawa orang terdekat mereka. Itu sebabnya, penularan hepatitis sangat terkait dengan sanitasi yang buruk.
Gejala hepatitis A
Biasanya, orang yang terinfeksi virus hepatitis A akan mengalami beberapa gejala. Contohnya lemas, nyeri sendi dan otot, demam, tidak nafsu makan, nyeri perut, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, mual, serta konstipasi atau diare.
Penderita juga dapat mengalami kuning pada kulit atau mata (jaundice), urine berwarna gelap, feses yang pucat, dan perut kanan atas bengkak. Gejala ini biasanya membaik dalam waktu 2-6 bulan.
Namun, pada kondisi tertentu, hepatitis A dapat menjadi gawat dan menyebabkan kegagalan organ hati. Gejalanya berupa muntah-muntah, mudah memar, mimisan, tidak fokus, susah mengingat sesuatu, mudah mengantuk, dan kebingungan.
Akan tetapi, hepatitis A pada anak di bawah usia 6 tahun sebagian besar tidak mengalami gejala, sehingga sering tidak diketahui jika mereka terinfeksi. Akibatnya, potensi penularan penyakit kepada orang lain, termasuk orang tua dan pengasuh, lebih besar.
Ketika terinfeksi virus hepatitis A, tubuh akan membentuk antibodi untuk melawan infeksi. Antibodi ini dapat bertahan pada tubuh seumur hidup dan melindungi tubuh melawan infeksi berulang.
Pencegahan hepatitis A
Aspek penting untuk mencegah si Kecil terinfeksi virus hepatitis A adalah dengan menjaga kebersihan diri bayi dan lingkungan. Hindari memberi bayi makanan atau minuman yang tidak terjamin kebersihannya. Jangan pula memberikan bayi makanan yang kurang matang.
Selain anak, Anda dan orang yang bersentuhan langsung dengan bayi juga harus menjaga kebersihan diri. Salah satu caranya adalah dengan mencuci tangan, terutama saat akan memberi bayi makan, setelah buang air, dan ketika tiba di rumah.
Biasakan pula balita Anda untuk mencuci tangan sebelum makan. Kebiasaan mencuci tangan ini sangat berdampak dan dapat mengurangi risiko terinfeksi virus hepatitis A.
Selain itu, daya tahan tubuh si Kecil harus dijaga agar dapat melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu caranya adalah dengan memastikan nutrisi sang anak tercukupi.
Nutrisi apa saja yang penting untuk daya tahan tubuh anak? Antara lain karbohidrat, protein, lemak, serat, kalsium, omega-3, omega-6, zat besi, seng, serta vitamin dan mineral. Nutrisi ini antara lain bisa diperoleh dalam ikan salmon, bayam, jagung, brokoli, daging ayam, pisang, dan apel.
Tak cuma orang dewasa, bayi dan balita juga dapat tertular hepatitis A. Selain menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta mencukupi kebutuhan nutrisi, jangan lupa berikan vaksinasi hepatitis A pada bayi Anda. Vaksinasi telah terbukti efektif membentengi tubuh dari penyakit menular ini. (insp01/kdc)