Inspirasinews – Jakarta, Depresi dan bipolar disorder (gangguan bipolar) merupakan dua kondisi mental yang sering kali dianggap sama, namun sebenarnya berbeda. Padahal, mendiagnosis depresi dan gangguan bipolar itu membutuhkan waktu lho. Lantas, apa saja sih perbedaan depresi dan bipolar disorder yang perlu Kamu ketahui?
Apa Itu Depresi?
Sebelum mengetahui perbedaan depresi dan bipolar disorder, sebaiknya Kamu mengetahui terlebih dahulu pengertian depresi dan gangguan bipolar nih, Gengs. Depresi adalah gangguan mood yang bisa memicu perasaan ekstrem, seperti sedih yang berlarut dan bisa mengganggu tidur ataupun nafsu makan.
Orang-orang dengan depresi juga mungkin merasa kelelahan bahkan hingga mengganggu kehidupan mereka sehari-hari. Sebenarnya ada beberapa jenis depresi. Saat depresi berlangsung selama lebih dari 2 tahun, kondisi ini disebut juga dengan persistent depressive disorder.
Sedangkan, jika depresi itu terjadi setelah melahirkan, kondisi tersebut disebut dengan postpartum depression. Kalau Kamu memiliki depresi selama musim atau cuaca tertentu dan berakhir pula pada musim atau cuaca tertentu, kondisi tersebut disebut dengan seasonal affective disorder.
Saat seseorang mengalami periode depresi, ia mungkin akan merasakan gejala berikut selama 2 minggu atau lebih:
- Sedih, putus asa, tidak berdaya, dan merasa ada kekosongan.
- Merasa pesimis dan bersalah.
- Kurang tertarik pada hal yang biasanya disukai.
- Insomnia atau tidur lebih sering dan banyak.
- Kurang konsentrasi.
- Terlalu banyak atau sedikit makan.
- Sakit kepala dan berbagai nyeri lainnya.
- Punya pikiran untuk bunuh diri dan sempat ingin mengakhiri hidup.
Apa Itu Gangguan Bipolar?
Orang-orang dengan gangguan bipolar mengalami pasangan surut emosi atau perubahan suasana hati yang ekstrem. Gangguan bipolar dibagi menjadi 2 jenis, yaitu gangguan bipolar I dan II. Orang-orang dengan gangguan bipolar I mengalami mania, sedangkan mereka dengan gangguan bipolar II akan mengalami hipomania.
Mereka dengan kondisi mania yang parah bisa memicu delusi dan halusinasi. Mania biasanya berlangsung selama seminggu dan cukup intens. Orang yang mengalami mania bisa saja memerlukan perawatan di rumah sakit. Sedangkan, hipomania berlangsung setidaknya 4 hari dan kondisinya tidak terlalu parah.
Orang-orang yang memiliki gangguan bipolar dan mengalami mania mungkin akan mengalami gejala, seperti rasa gembira yang tak terkendalikan, sangat bahagia, mudah tersinggung dan sangat gelisah, sulit fokus, sangat percaya diri, selalu berpikir, tidak tidur sama sekali, bahkan bisa melukai diri sendiri.
Hipomania merupakan bentuk mania yang lebih ringan dan gejalanya bisa meliputi merasa sangat bahagia, mudah marah, terlalu percaya diri, lebih banyak bicara daripada biasanya, memiliki keinginan kuat untuk berhubungan seks daripada biasanya, dan kesulitan untuk tidur.
Perbedaan Depresi dan Bipolar Disorder
Nah, agar tidak salah paham lagi, berikut perbedaan depresi dan bipolar disorder yang perlu Kamu ketahui!
- Orang-orang yang didiagnosis gangguan bipolar I setidaknya mengalami satu periode mania, namun mereka mungkin tidak pernah mengalami periode depresi.
- Orang-orang yang didiagnosis gangguan bipolarII setidaknya mengalami satu periode hipomania yang diikuti dengan periode depresi.
- Orang-orang yang didiagnosis depresi tidak mengalami mania ataupun hipomania, seperti gejala pada orang dengan gangguan bipolar.
Gangguan bipolar tidak selalu mudah untuk didiagnosis. Kamu mungkin perlu ke psikolog atau psikiater beberapa kali untuk mengetahui diagnosis yang tepat. Hal lain untuk mengetahui perbedaan depresi dan bipolar disorder ialah dari bagaimana dokter mengatasi kondisi tersebut.
Psikiater mungkin akan meresepkan antidepresan untuk mereka yang memiliki depresi. Namun, obat-obatan ini bisa memicu kondisi ‘mania’ pada mereka dengan gangguan bipolar. Orang-orang dengan gangguan bipolar biasanya akan diresepkan antipsikotik dan obat-obatan untuk menstabilkan suasana hati mereka.
Sekarang, Kamu jadi tahu kan perbedaan depresi dan bipolar disorder? Jadi, untuk mengetahui Kamu memiliki depresi atau gangguan bipolar, pastikan untuk berkonsultasi pada psikiater atau psikolog terlebih dahulu. Jangan sampai Kamu melakukan diagnosis pada diri sendiri. (insp01/gsc)