Inspirasinews – Jakarta, Setiap dua detik, satu orang meninggal dunia karena kardiovaskular atau penyakit jantung. Itu sebabnya penanganan penyakit jantung sangatlah erat dengan ketepatan waktu. Terjadi keterlambatan sedikit saja, fatal akibatnya.
Dalam dunia kedokteran dikenal istilah ‘time is muscle‘, yang menunjukkan bahwa semakin lama terjadi penundaan waktu penanganan penyakit jantung, semakin banyak otot-otot yang rusak.
Menurut dokter ahli jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Pusat Pertamina dr Hengkie F. Lasanudin, SpJP(K), FIHA, dalam 4 atau 6 jam seseorang mengalami serangan jantung, sudah 80 persen otot yang rusak. Dua jam selanjutnya terjadi penurunan sedikit.
Karena itu, dalam waktu 12 jam harus sudah tertangani meski manfaatnya tidak sebesar ketika ditangani dalam 4 atau 6 jam pertama.
Karena waktu sangat penting dalam penyakit jantung, maka deteksi sangat penting dilakukan. Seringkali orang keliru mengenali gejala serangan jantung sehingga penanganannya menjadi terlambat.
Hengkie mengatakan, cara mengenali gejala serangan jantung bisa dilihat dari rasa nyeri yang timbul, di mana rasa nyeri itu muncul, dan gejala tambahannya.
“Pertama, nyeri itu letaknya di dada, di mana saja tapi lebih ke bagian kiri atau tengah. Sering dalam beberapa kasus serangan nyerinya di sisi bawah, mirip nyeri lambung,” kata Hengkie, di RSPP, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Karena itu, Hengkie mengingatkan agar tidak meremehkan sakit ulu hati. Beberapa kali pasien berobat sakit maag, tapi pada akhirnya meninggal karena jantung. Selain itu, waspada juga dengan nyeri punggung karena itu yang paling khas pada serangan jantung.
Kemudian, rasa nyeri itu menyerupai himpitan benda berat. Atau, saat tidur seperti dada diduduki anak sehingga susah napas. Di masyarakat juga dikenal dengan istilah angin duduk di mana tidak terlihat ada apa pun, tapi terasa nyeri di dada.
Pada penyakit jantung, nyeri ini bisa menjalar ke lengan, punggung, atau bahu, atau bagian atas tubuh. Jika nyeri ke arah kaki, bisa dipastikan itu bukan serangan jantung. Kemudian ada gejala tambahan sesak napas, jantung berdebar-debar, keringat dingin dan mual muntah.
Pada penderita diabetes, serangan jantung ini timbul seperti gejala tambahan saja. Sebabnya, banyak penderita diabetes yang tidak merasakan nyeri karena saraf yang rusak.
Jika curiga itu adalah serangan jantung, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari pertolongan ke klinik terdekat yang memiliki EKG. (Insp01/vnc)