Inspirasinews – Medan, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahyamadi, mengajak para generasi milenial untuk terus mempromosikan pariwisata Sumatera Utara (Sumut), meski saat ini sedang stagnan akibat pandemi Covid-19.
“Harapannya, ketika Covid-19 sudah berlalu dan kondisi pulih kembali, akan banyak wisatawan yang datang berwisata ke daerah ini,” kata Gubsu saat menjadi narasumber sarasehan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia 2021 dengan tema ‘Generasi Milenial Technopreneurship dan Menggali Potensi Pariwisata di Indonesia’ melalui virtual di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Minggu (30/5/2021).
Saat ini, kata Gubsu, Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) masih mengkaji dan menunggu langkah untuk membuka kembali pariwisata Danau Toba.di masa pandemi Covid-19.
“Kami bersama Forkopimda masih melakukan edukasi mengenai Covid-19 pada masyarakat, lalu kita memberikan stimulus pada UMKM, selanjutnya melakukan pembenahan dan pemeliharaan untuk mengembalikan penghijauan di Danau Toba, sembari menunggu langkah selanjutanya yang akan kita lakukan untuk membuka kembali pariwisata di Sumut,” ucap Gubsu.
Gubsu berharap, para anggota PPI sebagai generasi milenial dapat berkontribusi untuk menggali dan memajukan potensi wisata di Indonesia, antara lain dengan menjadi influencer yang aktif mempromosikan wisata di Indonesia, termasuk Danau Toba melalui media social (Medsos).
Selain itu, ikut menggiatkan UMKM melalui flatform digital serta aktif dalam kegiatan pariwisata melalui online. “Saat ini Instgram dan Youtube sebagai flatform digital yang banyak digunakan,” katanya.
Sementara Staf Khusus Bidang Entrepreneurship Pariwisata Kemenkraf RI, Pradana Indra Putra, memaparkan sampai saat ini UMKM di Indonesia hanya 13% yang menyentuh digitalisasi dalam memperkenal produknya. “Sedangkan dari data Bank Indonesia (BI) menyebutkan 87,5% UMKM terdampak Covid-19,” katanya.
Pada sektor pariwisata sendiri, kata Pradana, seluruhnya terdampak, begitu juga sektor konstruksi -17,9% dan perdaganagan -3,2%. Namun, sektor UMKM lainnya ada yang mengalami peningkatan, di antaranya pertanian +16.7%, pengolahan +1,5% dan real estate +13%.
“Susahnya pariwisata ini karena regulasi yang harus di laksanakan seperti PSBB. Regulasi memang melarang adanya perkumpulan dan sebagainya. Makanya digitalisasi bagi UMKM sangat penting, namun hanya 13% saja yang menggunakannya,” katanya.
Pradana berharap, dalam situasi pandemi ini, generasi muda untuk dapat membuka peluang usaha untuk membantu pemerintah meningkatkan ekonomi.
Menurutnya sebagian besar usaha di Indonesia masih berbasis mikro. “Harapan kita usaha ini dapat berkembang menjadi industri, dan pemerintah saat ini berusaha pengusaha mikro ini dapat naik kelas,” katanya. (insp01)