Inspirasinews – Medan, Anggota Komisi IV DPRD Kota Medan, Daniel Pinem, mengaku prihatin minimnya perolehan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Medan TA 2019. Padahal, Dinas tersebut diyakini andalan penggali potensi PAD terbesar
“Kita harapkan Dinas Perizinan harus melakukan terobosan baru, sehingga mampu menggali potensi peningkatan PAD,” ujar Daniel Pinem dalam rapat pembahasan P-APBD Kota Medan TA 2019 bersama DPMPTSP, Senin (12/8/2019).
Daniel mendorong DPMPTSP jangan hanya tefokus dari Podomoro dan Centre Point. Sebab, masih banyak potensi lain yang patut digali dalam peningkatan retribusi PAD.
Minimnya PAD dari retribusi SIMB, kata Daniel, patut disikapi mengingat banyaknya pembangunan di kota Medan. “Kita heran, kenapa retribusi menurun padahal pembangunan marak. Bagaimana menyikapi hal itu dan apa upaya pak Kadis,” tanya Daniel.
Menurut penilaian Daniel, minimnya PAD dari retribusi SIMB disebabkan malasnya warga mengurus SIMB. Hal itu dikarenakan, birokrasi yang berbelit belit saat pengurusan izin.
“Birokrasi itu yang perlu dipangkas. Jangan sampai niat mengurus izin batal karena birokrasi yang berbelit. Hal itu yang perlu dirubah,” terang Daniel.
Senada dengan itu anggota Komisi IV lainnya, Ahmad Arief, berharap DMPTSP dapat melakukan terobosan, sehingga dapat meningkatkan PAD. “Urusan izin yang sangat sulit karena birokrasi yang berbelit kiranya dapat dipangkas,” ujar Arif.
Sebelumnya Kadis PMPTSP, Qamarul Fattah, memaparkan pihaknya mengalami perubahan PAD retribusi SIMB dari Rp147 miliar menjadi Rp68,7 miliar.
Perubahan itu, sebut Qamarul, dikarenakan tidak terealisasinya retribusi SIMB Rp100 miliar dari bangunan Centre Point. Begitu juga retribus SIMB dari bangunan Podomoro tidak tergali, dimana dari target Rp25 miliar hanya terealisasi Rp10 miliar dengan alasan ketidaksesuaian ketinggian bangunan. (Insp01)