Inspirasinews – Medan, Warga Kecamatan Medan Marelan menilai proses pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 tidak efektif, karena semakin menambah beban orang tua, khususnya dalam pembelian data internet.
“Pembelajaran secara daring sangat tidak tepat sasaran, anak-anak menjadi tidak terkendali dan kenakalannya bertambah,” kata Surya Efendi warga Medan Marelan saat menyampaikan aspirasinya dalam Reses III masa sidang ke III tahun 2020 yang dilaksanakan anggota DPRD Kota Medan, Mulia Asri Rambe, di Jalan Bank Komplek Deli Raya, Kelurahan Titi Papan, Kecamatan Medan Deli, Minggu (30/8/2020).
Surya menyarankan membuat sistem penjadwalan, dimana para siswa dibagi. “Bisa nggak dibuat wacana untuk dijadwalkan. Misalnya satu kelas itu 36 siswa, hari ini yang masuk 15, begitu selanjutnya,” saran Surya.
Menanggapi keluhan itu, Mulia Asri Rambe, mengaku jika pembelajaran secara daring menjadi kontroversi. “Benar, belajar daring ini masih jadi kontroversi. Siswa yang baru pertama masuk sekolah kan harus mempelajari dulu dasarnya. Nah, ini sulit diterpakan secara daring,” kata pria yang akrab disapa, Bayek, ini.
Bayek juga mengaku, sudah beberapa kali menyampaikan hal itu ke dinas terkait. “Saya sudah berkali-kali sampikan ke pihak terkait untuk dikaji lagi. Misalnya dibagi beberapa gelombang, rombel yang awalnya 36 dibagi jadi 15. Saya mengerti sekali apa yang dialami,” ucapnya.
Bayek menceritakan kondisi yang dialaminya. “Anak saya sekolah desainer, bagaimana kalau itu dilakukan secara daring. Tentu ada beberapa materi yang harus dilakukan secara tatap muka,” ujarnya.
Persoalan ini, sambung Bayek, akan meneruskannya ke pemerintah. “Ini menjadi bahan kami untuk menyampaikan itu. Itu akan dibahas secara nasional. Kami akan berdiskusi, apakah secara lokal bisa dilakukan,” ucapnya. (insp01)