Medan

Akhyar Minta Masukan Unimed Bangun Kultur Baru Melalui Social Engineering

Spread the love

Inspirasinews – Medan, Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, terus melakukan road show ke berbagai perguruan tinggi di Kota Medan, guna berdiskusi sekaligus meminta masukan dari para pakar  terkait upaya yang harus dilakukan mengatasi penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) serta persiapan menyongsong fase new normal.

Rabu (17/6/2020), Akhyar, menyambangi Universitas Negeri Medan (Unimed) di Jalan William Iskandar. Kehadiran, Akhyar, bersama rombongan disambut Rektor Unimed, Prof Dr Syamsul Gultom SKM MKes bersama jajaran rektorat dan Senat Unimed.

Kepada Rektor, Akhyar, menjelaskan jumlah warga Kota Medan yang positif terinfeksi Covid-19 di Kota Medan terus meningkat. Berdasarkan data yang dikeluarkan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Medan, Selasa (16/6/2020), warga positif Covid-19 sebanyak 643 orang. Dikatakannya, pertambahan yang terjadi tidak terlepas dari kurangnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah dikeluarkan pemerintah.

Meski jumlah warga positif Corona semakin meningkat dan tidak sedikit yang meninggal dunia, jelas Akhyar, masyarakat sepertinya menganggap biasa pandemi Covid-19 yang kini masih menerpa Kota Medan.

Selain mengabaikan jarak (social distancing) saat berada di keramaian, kesadaran warga juga kurang untuk memakai masker saat melakukan aktifitas di luar rumah.

“Padahal Pemko Medan terus melakukan sosialisasi dan membagikan masker gratis guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di tengah-tengah masyarakat,” katanya.

Salah satu upaya mengatasinya dengan membangun kultur baru di tengah-tengah masyarakat, sebut Akhyar, melalui social engineering. “Tentunya Pemko Medan tidak dapat sendiri melakukannya. Melalui pertemuan ini, kami sangat mengharapkan sekali saran, masukan dan dukungan penuh dari seluruh civitas akademika Unimed,” kata Akhyar.

Peningkatan jumlah warga positif terinfeksi Covid-19, sambung Akhyar, menyebabkan seluruh rumah sakit di Kota Medan full (penuh). Karenanya, perlu solusi alternatif mengatasinya, sehingga warga yang positif Covid-19 dapat dirawat dengan baik  hingga penyembuhan. “Disamping itu, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020 hingga kini menyebabkan kehidupan ekonomi masyarakat sangat menurun, ucapnya.

Kondisi ini, tambah Akhyar, berimbas terhadap penurunan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Medan yang bersumber dari pendapatan pajak, seperti pajak rumah makan, restoran, hotel maupun pajak bumi bangunan (PBB).

“Kondisi pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat kesulitan untuk membayar pajak. Karenanya, kita harus segera mengatasi pandemi Covid-19 ini. Jadi, kami sangat mengharapkan sekali masukan dari Unimed, sehingga Pemko Medan dapat melakukan langkah-langkah serta kebijakan yang akan dilakukan mengatasinya,” ungkapnya.

Sementara Rektor Unimed, Prof Dr Syamsul Gultom SKM MKes, mengucapkan terima kasih atas kunjungan Plt Walikota. Dia menilai, ikhtiar Plt Walikota mendatangi sejumlah perguruan tinggi, termasuk Unimed untuk minta masukan guna mengatasi Covid-19 sekaligus langkah-langkah persiapan untuk menghadapi fase new normal sangat baik. “Semoga saja masukan yang diberikan nantinya dapat memberikan manfaat dan Unimed siap mendukungnya,” kata Gultom.

Sedangkan Ketua Senat Unimed, Prof Dr Syawal Gultom MPd, memberi masukan agar masyarakat lebih dulu diberikan pemahaman yang jelas soal karakteristik Covid-19 serta sistem penularannya. “Dengan pemahaman yang diberikan, akan timbul kesadaran dalam diri masyarakat sehingga mematuhi protokol kesehatan agar tidak tertular virus Corona,” jelas Syawal.

Syawal menambahkan, ada tantangan yang harus ditaklukkan saat ini yakni ketidakpercayaan sebagian masyarakat pada virus Corona tersebut.  Bahkan katanya, ada yang menganggap virus ini hanya imej yang dibangun oleh sebuah konspirasi. “Kita harus bisa mematahkan anggapan itu dengan kepastian. Jangan ada kesan ragu-ragu,” tegasnya.

Guna menghilangkan imej tersebut, Syawal, berharap agar ahli medis dapat memberikan penjelasan yang sebenar-benarnya mengenai Covid-19, tidak hanya bahaya tetapi juga penularannya.

Disamping itu, Syawal, juga berharap agar warga yang pernah menjalani perawatan karena positif Covid-19 dan berhasil sembuh dapat digunakan untuk menjadi pembicara dalam memberikan sosialisasi tentang Covid-19 kepada masyarakat.

“Dengan pengalamannya saat menjalani perawatan hingga sembuh, tentunya efektif untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai Covid-19,” sarannya. (insp01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *