Inspirasinews – Medan, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Sumatera Utara tahun ini dilakukan secara daring.
“Sampai saat ini sekolah memang tidak libur, belajar secara online (daring). Begitu juga dengan PPDB kita laksanakan. Bedanya kita tidak berkumpul, tapi melalui online atau aplikasi,” kata Sekretaris PPDB Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut, Saut Aritonang, dalam keterangan persnya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Jumat (24/4/2020).
PPDB, kata Saut, akan dibuka mulai awal Mei 2020. “Kalau tahun lalu siswa diharuskan datang ke sekolah, maka tahun ini siswa bisa mendaftar dari rumah saja melalui aplikasi seperti Whatsapp (WA). Jadi, pendaftar tidak perlu datang ke sekolah,” katanya.
Untuk melengkapi dokumen, sebut Saut, siswa hanya tinggal memindai dokumen, kemudian mengirimnya lewat aplikasi yang akan disiapkan.
“Dengan adanya larangan berkumpul, artinya kita tidak akan undang calon peserta didik untuk datang ke sekolah. Kami akan usahakan aplikasinya agar siswa mendaftar dari rumah masing-masing melalui WA,” kata Saut.
Saut memaparkan ada beberapa jalur PPDB, diantaranya zonasi, afirmasi dan prestasi (akademik dan non akademik).
Jalur zonasi, katanya, memprioritaskan calon peserta didik yang rumahnya lebih dekat dari sekolah. “Untuk jalur ini, kuota yang akan disediakan sebesar 50%,” katanya.
Jalur afirmasi, sebut Saut, diberikan untuk siswa yang berasal dari keluarga miskin. “Untuk jalur ini, kuota yang disediakan sebesar 15%. Ada pula kuota 5% yang tersedia untuk perpindahan tugas orang tua dan guru yang mengajar di sekolah tersebut,” ujarnya.
Sementara jalur prestasi (akademik dan non akademik), sambung Saut, disediakan sebesar 30%. “Jalur prestasi non akademik tetap kita terima. Jadi, yang memiliki sertifikat juara berhak mendaftar sebagai calon peserta didik baru,” kata Saut.
Proses seleksi oleh tim PPDB, tambah Saut, tim akan menyeleksi berdasarkan data rapor mulai dari semester 1 hingga 5 serta prestasi akademik dan non akademik.
“Nantinya tim akan mengurutkan dari total nilai tertinggi sampai sesuai dengan kuota. Nah, sekarang kita sedang menerima kuota dari setiap sekolah SMA/ SMK berdasarkan sarana dan prasarana yang tersedia,” kata Saut.
Saut menegaskan, pendaftaran tersebut tidak dipungut biaya sama sekali dan menjamin proses seleksi jauh dari KKN. “Dijamin tidak ada KKN, soalnya kita rankingnya pakai mesin, pakai aplikasi,” kata Saut. (insp01)