Inspirasinews – Medan, Komisi II DPRD Kota Medan belum meratanya penyemprotan disinfektan dalam mengatisipasi sekaligus mencegah penyebaran wabah virus corona (Covid-19).
Bahkan, ada pengaduan masyarakat harus dikenai biaya untuk membeli disinfektan untuk melakukan penyemprotan di lingkungannya.
“Bahkan, obat terkesan apa adanya, sehingga kurang efektifitas,” kata Ketua Komisi II DPRD Kota Medan, Aulia Rachman didampingi Wakil Ketua Sudari, Sekretaris Dhiyaul Hayati serta anggota diantaranya Afif Abdillah, Janses Simbolon, Modesta Marpaung dan Dody Robert Simangunsong, saat melakukan peninjauan ke kantor BPBD Kota Medan di Jalan Menteng Medan, Kamis (2/4/2020).
Karenanya, Komisi II mendorong BPBD menggunakan anggaran dengan maksimal dan merata. “Demi kepentingan umum kita harapkan pihak BPBD dapat melakukan segala upaya pencegahan,” kata Aulia.
Sementara, Sudari, meminta agar BPBD memastikan kualitas obat yang disemprotkan. “Saat ini banyak Kelurahan mengeluhkan minim fasilitas. Perlu koordinasi yang baik dan maksimal,” harapnya.
Sedangkan, Afif Abdillah, tetap mendorong dan mensuport kinerja BPBD 24 jam, karena dengan kerja keras dan niat tulus akan dapat mencegah Covid-19.
Ditambahkan, Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (P3SU) di Kecamatan supaya diperbantukan melakukan penyemprotan agar dapat berjalan maksimal dan kerja kapan saja. “Kita harus bersatu sepakat kerjasama membasmi Covid-19,” sebut Afif.
Sementara, Janses Simbolon, mendesak pihak BPBD tidak mengabaikan dampak krisis pangan akibat dampak Covid-19. “Bencana kelaparan akan lebih parah apabila diabaikan, hal itu harus dipertimbangkan,” ujar Janses.
Wong Cun Sen menyampaikan, masih banyak tempat ibadah belum dilakukan penyemprotan. “Tempat ibadah kalau bisa diprioritaskan. Sama halnya tempat cuci tangan disediakan di tempat ibadah,” pintanya.
Sedangkan Modesta Marpaung meminta perbandingan campuran cairan disinfektan dipastikan memenuhi standar. “Termasuk juga penyemprotan disinfektan, harus tepat sasaran,” pintanya.
Kepala BPBD Kota Medan, Arjuna Sembiring, mengharapkan kerjasama yang baik menangani kasus Covid-19. Saat ini pihaknya menyiapkan anggaran Rp36 miliar untuk upaya penanggulangan dan baru digunakan Rp400 juta.
“Dari total dana Rp36 miliar yang sudah ditransfer ke kami, paling nanti yang digunakan sebesar Rp10-11 miliar dan selebihnya akan ditransfer ke dinas kesehatan. Di BPBD saat ini stok disinfektan sekarang ada 13 ton dan yang terpakai sudah 36 ton. Kami akan siapkan sesuai kebutuhan, dimana masing-masing kecamatan kami kasih 20 alat semprot disinfektan,” paparnya.
Ia juga menyesalkan saat ini masih kekurangan tenaga bilal mayit untuk menguburkan jenazah korban virus covid-19. Padahal pihaknya menyiapkan intensif untuk bilal mayit sebesar Rp5 juta sekali kejadian serta dilengkapi Alat Pelindung Diri (APD).
“Kami sudah siapkan lahan perkuburan di Simalingkar B. Tapi yang jadi kendala sekarang tidak ada yang mau menguburkan dengan akasan tidak berani. Ini dilema kami, karena kami pun belum berpengalaman,” ungkapnya. (insp01)