Inspirasinews – Medan, Anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai NasDem, Faisal Arbie, harap Pemkot Medan massif sosialisasikan gerakan imunisasi ke masyarakat. Selain itu, memastikan vaksin tersedia itu obat yang masih bagus dan terbaik.
Faisal Arbie harap Pemkot Medan massif sosialisasikan gerakan imunisasi itu disampaikannya menjawab wartawan di Medan, Sabtu (1/11/2025). Pernyataan itu disampaikannya menyikapi rendahnya capaian Program Imunisasi Zero Dose di Kota Medan.
Menurut Arbie, tidak bisa menyalahkan pemerintah dengan rendahnya capaian imunisasi itu. Sebab, masih banyak di dapati orang tua menolak anaknya divaksin saat ada surat edaran dari sekolah-sekolah untuk memberikan imunisasi atau vaksin kepada siswa TK dan SD.
“Para orang tua vaksinya bagus atau tidak. Bahkan, ada orang tua menuding vaksin yang akan diberikan kepada anaknya adalah vaksin sudah kadaluarsa. Kekhawatiran-Kekhawatiran seperti itulah yang menyebabkan cakupan vaksin di Kota Medan masih sangat rendah,” kata Arbie.
Bendahara Fraksi Partai NasDem itu mengaku, belum berani mensosialisasikan terkait imunisasi tersebut saat melaksanakan Sosialisasi Perda atau Reses. “Saya ingin memastikan dulu ke Dinkes Kota Medan, apakah program itu bisa di laksanakan atau tidak. Ketika kami sebagai anggota dewan mensosialisasikan imunisasi, ternyata program itu belum dicanangkan ataupun belum di persiapkan, itu seperti bumerang nanti kepada kami,” terangnya.
Berdasarkan keterangan kader Posyandu, kata Arbie, orang tua si balita tidak punya waktu membawa anaknya untuk Imunisasi. Bahkan, kader Posyandu sampai jemput bola mendatangi rumah-rumah warga. “Kami hanya bisa menyarankan, tidak bisa memaksakan. Kalau di paksakan, nanti akan muncul dinamika,” ujarnya.
Sebaiknya, sebut Arbie, ada koordinasi dulu dengan pemerintah untuk mensinergikan program imunisasi dengan program pemerintah. “Jika Pemkot Medan siap, kita juga siap mensosialisasikan ke seluruh Dapil kita saat Reses maupun Sosper,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Pocut Fatimah Fitri, tidak menampik orang tua menolak anaknya diimunisasi atau divaksin, terutama di daerah pinggiran, seperti Medan Denai, Medan Amplas dan beberapa kecamatan lainnya.
“Alasannya, diduga terpengaruh hoaks atau ada kampanye negatif di tengah masyarakat. Saya pun tidak tahu,” ujar Pocut menjawab wartawan di Medan, Senin (3/11/2025).
Sesuai arahan Wali Kota, kata Pocut, Dinkes akan melibatkan ulama untuk sosialisasi imunisasi. “Saat ini sedang di konsep surat edarannya,” ujarnya.
Dokter anak, kata Pocut, sudah keliling ke 21 kecamatan agar para ibu ikut mengimunisasikan anaknya. “Itupun belum juga naik presentase anak yang diimunisasi. Mau imunisasi di sekolah, petugas bisa enam, tujuh kali datang. Muridnya 200 orang, tapi yang mau Imunisasi hanya 6 sampai 7 orang saja,” katanya.
Di ketahui, berdasarkan data Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tahun 2023, jumlah bayi yang diimunisasi di Kota Medan hanya 60.09 persen, tahun 2024 mengalami peningkatan sebesar 73.65 persen. Namun di tahun 2025 sejak Januari hingga September bayi yang diimunisasi hanya 35.84 persen.
Demikian juga dengan Imunisasi Baduta Lengkap (IBL) yang diperuntukan bagi anak usia 12-24 bulan. Pada tahun 2023 bayi usia 2 tahun yang diimunisasi hanya 16,23 persen, tahun berikutnya 2024 meningkat sedikit yakni, 55.08 persen dan tahun 2025 dari Januari hingga September hanya tercapai 30,5 persen.
Tak kalah memprihatinkan Imunisasi bagi anak sekolah yang dikenal dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk siswa kelas 1 hingga kelas 6 SD. Pada tahun 2023 siswa sekolah hanya 1,48 persen yang mengikuti imunisasi. Tahun 2024 naik 5.8 persen, dan pada tahun 2025 hingga September kembali turun menjadi 2,52 persen. (sat)

