Inspirasinews – Medan, Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sumatera Utara (Sumut) siap berkolaborasi tangani kanker payudara dengan berbagai pihak, termasuk Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara (USU) dan SingHealth Duke-NUS Global Health Institute (SDGHI) Singapura.
PKK Sumut siap berkolaborasi tangani kanker itu disampaikan Ketua TP PKK Sumut, Kahiyang Ayu, saat menerima audiensi tim peneliti kolaborasi antara FK USU dan SDGHI di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Kamis (9/10/2025).
Hadir pada pertemuan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Sumut Faisal Hasrimy, Senior Manager Global Health SDGHI Kaisan Yee, Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK USU Arlinda Sari Wahyuni beserta tim serta Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut Hamid Rizal Lubis.
PKK Sumut, tegas Kahiyang Ayu, berkomitmen untuk aktif mendukung program-program promotif dan preventif, terutama yang menyentuh langsung kebutuhan kesehatan perempuan. Mengingat kanker payudara masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia.
Kahiyang Ayu menyampaikan, sangat di butuhkan peran semua pihak sangat untuk meningkatkan kesadaran dan penanganan terhadap penyakit tersebut. “Kami sangat terbuka untuk bekerja sama dengan FK USU dan SingHealth Duke-NUS dalam program edukasi dan deteksi dini kanker payudara. Ini adalah isu kemanusiaan yang harus kita tangani bersama,” ujar Kahiyang.
Sementara Wakil Direktur Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Kerja Sama RS USU, Ivana Alona, menjelaskan kerja sama ini merupakan bagian dari kolaborasi antara FK USU dan SDGHI, untuk mempercepat penanggulangan kanker payudara di Sumut, melalui pendekatan ilmiah dan pemberdayaan masyarakat.
Alona juga memaparkan sejumlah tantangan dalam penanganan kanker payudara di Indonesia, seperti rendahnya literasi kesehatan, hambatan psikologis, kendala sistemik, serta faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Namun, menurutnya, adanya peluang besar untuk perbaikan dengan peningkatan literasi masyarakat, keterlibatan komunitas dan keluarga dalam deteksi dini, serta kepatuhan terhadap pengobatan.
Perbaikan penanganan kanker di Indonesia, khususnya Sumut, menurutnya perlu kolaborasi dengan organisasi seperti PKK yang memiliki jaringan hingga tingkat kelurahan dan dasawisma. Karenanya struktur PKK yang kuat dan menjangkau hingga akar rumput dinilai sangat strategis untuk menyukseskan program edukasi dan deteksi dini kanker payudara di Sumut.
Alona berharap, melalui kolaborasi ini, penanganan kanker payudara di Sumut dapat dilakukan secara lebih komprehensif, mulai dari edukasi, deteksi dini, hingga penanganan medis yang tepat, demi meningkatkan kualitas hidup perempuan di Sumut. (sat)
