Inspirasinews – Medan, Sekitar 3 tahun usulan masyarakat untuk perbaikan drainase sepanjang 2 Km di Jalan Angkasa, Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia belum terealisasi. Akibatnya, warga di wilayah tersebut kerap mengalami banjir ketika hujan mengguyur Kota Medan.
Hal itu diungkapkan Kepala Lingkungan 2, Kelurahan Polonia, Kelana Putra, kepada anggota DPRD Kota Medan, Mulia Syahputra Nasution, saat menjemput aspirasi masyarakat pada Reses II Masa Sidang Ketiga Tahun Anggaran 2022 yang di laksanakan di Jalan Karya Sejati, Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia, Jumat (26/8/2022) sore.
Kelana menyampaikan, dulunya wilayah Jalan Angkasa tidak pernah banjir. Sejak adanya pembangunan perumahan, wilayah tersebut mengalami banjir karena air tidak mengalir dengan baik dan lancar.
“Banjir yang melanda hampir sejumlah wilayah di Kota Medan kebanyakan di sebabkan luapan air sungai, kalau di Jalan Angkasa di sebabkan luapan air dari drainase. Sekitar 3 tahun sudah kami usulkan untuk perbaikan drainase sepanjang 2 Km, namun hingga kini belum terealisasi,” jelasnya.
Kepling 4, Dedi Depari, meminta agar drainase di Jalan Mongonsidi, khusunya di dekat SD Negeri ditutup, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan.
“Di wilayah itu slide paritnya ada yang bolong dan di situ ada SD Negeri. Kita takut, nanti anak SD masu ke dalam, karena paritnya dalam. Selain itu, perlu di lakukan normalisasi, karena sendimennya sudah tebal,” pintanya.

Dedi juga meminta agar dicarikan solusi untuk pembuatan drainase baru di Jalan Karya Kasih. “Kalau hujan 5 menit saja, Jalan Karya Kasih itu langsung banjir. Dulu ada parit besar dan dalam di situ,” katanya.
Senada dengan itu, Wilson, meminta agar drainase di Jalan Karya Utama diperbaiki. “Memang dulu pernah diperbaiki. Saat di lakukan pengaspalan jalan, penutup drainase rusak karena tidak mampu menahan tonase kenderaan pengaspal jalan. Akibatnya, aliran air dari drainase tidak lagi ke sungai, melainkan ke depan. Kondisi ini sudah berlangsung sekitar 2 tahun,” ungkapnya.
Sementara, Isma Lubis, menanyakan bantuan pendidikan untuk sekolah swasta, cara memindahkan kepesertaan BPJS Kesehatan dari mandiri ke PBI serta persoalan lampu penerangan jalan umum.
Semua keluhan dan aspirasi yang disampaikan, kata Mulia, menjadi bahan masukan bagi dewan untuk disampaikan ke Pemkot Medan melalui sidang paripurna untuk di tindaklanjuti menjadi program pembangunan. “Ini menjadi bahan dewan untuk mencari solusi bersama Pemkot Medan,” katanya.
Dalam kesempatan itu, politisi Partai Gerindra, itu mengapresiasi OPD Pemkot Medan yang melakukan pelatihan wira usaha kepada masyarakat. Dia menilai, pelatihan yang di lakukan masih banyak kendala, karena tidak di ketahui langkah selanjutnya.

Seharusnya, kata Mulia, OPD yang memberikan pelatihan melakukan pendampingan sampai masyarakat bisa mensejahterakan dirinya. “Jangan anggaran cair, program jalan, tapi masyarakat tidak tahu berbuat apa selanjutnya. Ini perlu dievaluasi. Kan sayang, kegiatan tidak ada tahapannya,” katanya.
Anggota Komisi III itu juga meminta agar OPD harus terintegrasi soal anggaran. “Silpa TA 2021 mencapai Rp1,1 triliun. Silpa ini tinggi, karena ketermanfaatan anggaran belum baik,” ujar legislator asal Dapil V itu.
Saat ini, sebut Mulia, terobosan Pemkot Medan di bawah kepimpinan Wali Kota, Bobby Nasution, sudah luar biasa dalam program pembangunan. “Semua ini butuh seluruh OPD di Pemkot Medan warga. Kalau cuma Wali Kota saja yang berpikir, mimpi Medan lebih baik hanya sekadar harapan. Jadi, perlu kerjasama semuanya,” ujarnya.
Kepada Lurah dan Kepling, Mulia, juga meminta untuk ikut terlibat dalam berbagai program pemerintah. “Saya melihat Kelurahan Polonia ini seperti desa berada di tengah kota, karena banyak masyarakat belum tersentuh. Jadi, Lurah dan Kepling harus serius. Banyak program pemerintah belum sampai, karena belum terkomunikasikan dengan baik,” tandasnya. (sat)