Inspirasinews – Medan, Kepala Bidang Bina Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Muchlis, menegaskan konsep wisata halal yang ingin diterapkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) di Danau Toba tidak akan menghilangkan kearifan lokal yang ada disana.
“Wisata halal dan kearifan lokal bisa berjalan berdampingan tanpa saling menghilangkan atau bersaing. Wisata halal beda dengan konsep wisata syariah. Wisata halal hanya sekedar memberi kebutuhan bagi wisatawan. Wisata halal bukan berarti meniadakan. Makanya kearifan lokal tidak terganggu,” kata Muchlis kepada Aliansi Mahasiswa Peduli Danau Toba ketika menyampaikan aspirasinya ke Kantor Gubsu, Senin (2/9/2019).
Konsep wisata halal, kata Muchlis, sudah bergulir sejak lama dan bukanlah bentuk pengkotak-kotakan masyarakat. “Konsep tersebut untuk mengakomodir kebutuhan para wisatawan yang datang ke Danau Toba,” katanya.
Saat ini, sebut Muchlis, 55 persen wisatawan yang datang ke Danau Toba berasal dari Malaysia. “Jadi, konsep tersebut untuk mengambil pasar yang sedang bertumbuh saat ini,” ucapnya.
Pada tahun 2018, sambung Muchlis, jumlah wisatawan muslim mancanegara berjumlah 140 juta. “Berdasarkan data Global Muslim Travel Index 2019, pada tahun 2026 angka tersebut diperkirakan akan bertambah lebih besar menjadi 230 juta. Diperkirakan juga, pemasukan dari wisatawan muslim mencapai US$ 300 juta pada ekonomi global,” terangnya.
Pada tahun 2019, tambah Muchlis, Indonesia berada di posisi pertama sebagai negara muslim tujuan wisata halal dunia dengan skor 78. “Sementara untuk negara non muslim, Singapura berada di peringkat pertama, disusul Thailand, Inggris dan Jepang,” ungkapnya.
Selama ini, lanjut Muchlis, sudah ada fasilitas untuk wisatawan muslim di Danau Toba. Namun, katanya, fasilitas (amenitas) muslim yang ada diperkirakan tidak mencukupi jika mengacu pada pemerintah pusat yang menargetkan 1 juta pengunjung.
Guna menghindari kesalahpahaman tentang konsep wisata halal ini, sebut Muchlis, pihak Disbudpar Sumut akan mengadakan pertemuan lebih lanjut dengan para Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota se-kawasan Danau Toba. “Pemprovsu juga akan mengadakan pertemuan dengan masyarakat terkait itu,” katanya.
Sebelumnya Aliansi Mahasiswa Peduli Danau Toba menuntut klarifikasi mengenai konsep wisata halal Danau Toba yang sedang ramai dibicarakan.
Mereka meminta Pemprovsu untuk menjelaskan tentang konsep wisata halal di Danau Toba, sehingga tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat. “Kita minta klarifikasi tentang maksud wisata halal di Danau Toba itu,” ujar salah seorang peserta aksi, Rico Nainggolan. (insp01)