Inspirasinews – Medan, Anggota Komisi IV DPRD Kota Medan, Dedy Aksyari Nasution, meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota mengawasi pekerjaan rekanan dalam mengerjakan pembangunan dan perbaikan drainase di Kecamatan Medan Kota. Pasalnya, pengerjaan terkesan asal jadi dan terbengkalai, sehingga menyulitkan masyarakat yang melintas.
“Dinas PU harus turun langsung melihat bagaimana kerja para kontraktor mengerjakan drainase. Banyak yang terbengkalai,” tegas Dedy Aksyari Nasution, kepada wartawan di Medan, Kamis (25/11/2021).
Pekerjaan drainase terkesan asal jadi dan terbengkalai itu, sebut legislator asal Dapil IV meliputi Medan Amplas, Medan Denai, Medan Area dan Medan Kota itu dapat dilihat di Jalan M Nawi Harahap Gang Suka, Jalan Kemiri II Gang Tanjung Bunga 3 dan Jalan Bahagia By Pass Kecamatan Medan Kota.
Warga setempat, kata Dedy, mengeluhkan pekerjaan drainase yang tidak tuntas itu dan ditinggalkan begitu saja oleh kontraktor dan pekerjanya berhari-hari.
Akibatnya, sebut Dedy, warga yang melintas tidak bisa karena akses jalan dihancurkan akibat perbaikan drainase. Bahkan, warga terpaksa memasang papan untuk membuat titi agar bisa dilalui kendaraan.
“Saya melihat langsung bagaimana pengerjaannya. Drainase)l yang lama dihancurkan untuk dibuat yang baru. Jadi, cor atas untuk akses jalan tidak dikerjakan secepatnya supaya orang bisa lewat,” ungkap politisi Partai Gerindra itu.
Dedy menilai, pekerjaan perbaikan dan pembangunan drainase itu tidak sesuai dengan program Medan Tanpa Banjir (Tajir) yang dicanangkan Wali Kota Medan Bobby Nasution. “Kalau pengerjaan asal-asalan, takut akan menambah masalah dan bisa menyelesaikan penanganan banjir,” jelasnya.
Untuk itu, tegas Dedy, Dinas PU Medan harus bersikap dan bila perlu menindak kontraktor yang kerjanya asal-asalan. “Jika perlu, blacklist kontraktor tersebut. Bukannya membuat solusi, ini malah menambah masalah. Saya sudah menelpon Kadis PU Medan agar itu segera di tuntaskan,” katanya.
Dedy mengatakan, sebuah pekerjaan itu harus terukur dan terjadwal. “Semuanya harus terukur dan terjadwal serta sesuai dengan bestek. Apalagi membuat saluran air, harus terkoneksi dan terintegritas agar persoalan banjir di Medan bisa teratasi,” tegasnya. (sat)
