Medan

Geger! Wali Kota & Pegawai di Balai Kota Medan Berhamburan

Spread the love

Inspiasinews – Medan, Geger! Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas dan pegawai di Balai Kota Medan berhamburan keluar ruangan mencari tempat berlindung yang aman saat guncangan keras serta mendengar suara sirine di gedung berlantai empat tersebut.

Geger! Wali Kota dan pegawai di Balai Kota Medan berhamburan itu terjadi pada simulasi meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan di Balai Kota Medan, Selasa (411/2025).

Wali Kota Medan saat memimpin rapat dengan pimpinan OPD dan Camat merasakan dahsyatnya guncangan gempa bumi. Spontan, Wali Kota bersama peserta rapat berlindung di bawah meja sambil meletakkan tangan di atas bagian kepala serta leher.

Merasa situasi sedikit aman, petugas keamanan mengarahkan Wali Kota beserta Kadis dan Camat bergegas turun melalui tangga dengan posisi tangan tetap di atas bagian kepala serta leher untuk berkumpul di titik kumpul. Sama halnya dengan para pegawai di tiap ruangan juga bergegas turun melewati jalur evakuasi sesuai arahan petugas.

Saat proses evakuasi masih berlangsung dan Wali Kota serta para pegawai telah berada di titik kumpul, terdengar suara ledakan akibat konsleting listrik dan memicu terjadinya kebakaran dari lantai empat. Suasana cukup mencekam it membuat histeris para pegawai.

Tak lama berselang, sejumlah petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, BPBD, Satpol PP, Dinas Kesehatan dan elemen pentahelix dalam pengurangan resiko bencana, di antaranya TNI, Polri, PMI, ORARI, RAPI, Akademisi dan Stikes Mitra Husada serta para relawan ke Balai Kota dengan armada dan peralatan lengkap.

Setibanya di lokasi, petugas langsung memadamkan api dan mengevakuasi pegawai yang masih terjebak di dalam Kantor Wali Kota. Bahkan, Wali Kota juga ikut membantu mengevakuasi para pegawai setelah merasa dirinya aman. Evakuasi dan penyelamatan di lakukan petugas dengan cara Suspension Rescue.

Rico Waas mengatakan, simulasi di lakukan untuk mengingatkan agar tetap siap siaga, sebab bencana tidak tahu kapan waktunya datang. “Melalui simulasi ini, setidaknya kita semua harus memahami apa yang di lakukan pertama jika terjadi bencana alam,” katanya.

Bagian barat Indonesia, kata Rico Waas, masuk dalam bagian cincin api. Kemungkinan bisa saja terjadi bencana alam gempa bumi. “Kita ingat kembali, di tahun 2004 terjadi gempa bumi di Aceh dan 2005 terjadi gempa bumi di Nias. Getaran kedua gempa itu terasa sampai ke Kota Medan. Melalui simulasi ini, kita dapat merefresh kembali agar kita tetap siaga. Terlebih di Tingkat Pemkot, harus difahami masyarakat akan membutuhkan bantuan kita,” ungkapnya.

Simulasi seperti ini, pinta Rico Waas, harus rutin di lakukan agar lebih memberikan pemahaman terkait kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya gempa bumi. “Terutama di wilayah yang menjadi titik parah jika terjadi bencana. Kita akan lakukan secara berkala latihan seperti ini,” katanya.

Soal simulasi, Rico Waas, mengakui berjalan lancar dan baik. “Kita akan terus evaluasi untuk mengetahui kendala dan kekurangan, baik itu peralatan maupun personil,” katanya. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *