Inspirasinews – Medan, Gubernur Sumut, Muhammad Bobby Afif Nasution, jadikan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pempovsu) responsif dan solutif dalam menekan inflasi di Sumut.
Boby Nasution jadikan Pempovsu responsif dan solutif itu disampaikan ekonom North Sumatera Invest (NSI), Kahfi Aulia Muhammad, menjawab wartawan di Medan, Senin (2710/2025). Hal itu disampaikannya menyikapi gerak cepat dan berani Gubernur Sumut, Bobby Nasution menekan inflasi.
Inflasi, tegas Kahfi, tidak hanya berdampak pada daya beli masyarakat, tapi juga pada kepercayaan investor. North Sumatera Invest melihat, kestabilan harga pangan ikut menurunkan persepsi risiko ekonomi daerah.
Langkah cepat Gubernur Bobby dalam menekan inflasi, terutama dengan prinsip 4T dan sinergi BUMD Sumut, kata Kahfi, menunjukkan kepastian kebijakan yang sangat di hargai oleh dunia usaha. “Karena itu, kolaborasi Sumut hari ini bisa dilihat sebagai daerah yang responsif, tangguh, dan berorientasi pada solusi dalam menekan inflasi,” tegas Kahfi.
Disinggung soal isu spekulan, Kahfi, mengutarakan sebagai pelaku yang memperhatikan dinamika pasar dan investasi daerah, dirinya melihat lonjakan harga komoditas seperti cabai merah memang tidak lepas dari permainan pasar dan rantai distribusi yang panjang.
Namun di bawah kepemimpinan Gubernur Bobby, mekanisme intervensi melalui BUMD dan TPID sudah mulai mempersempit ruang bagi spekulan.
Menurutnya, hal itu bukan sekadar penertiban, tapi restrukturisasi sistem distribusi agar harga terbentuk secara wajar berdasarkan pasokan dan permintaan yang riil. “Artinya, Pemprov Sumut mulai mengembalikan fungsi pasar yang sehat, dan ini sangat penting bagi stabilitas ekonomi Sumut,” ujar Kahfi.
Terkait Kota Medan dan Deliserdang sebagai penyumbang inflasi terbesar di Sumut, apa yang mesti di lakukan Wali Kota dan Bupati?
Menjawab itu, Kahfi mengakui Kota Medan dan Deli Serdang memang menjadi barometer harga di Sumatera Utara. Dia menilai penting bagi kedua daerah ini untuk membangun sinergi logistik dan sistem distribusi digital yang terhubung langsung dengan sentra produksi seperti Karo dan Simalungun.
“Dengan kolaborasi lintas daerah yang sudah mulai dibangun oleh Pak Bobby, pasokan menjadi lebih efisien, biaya distribusi menurun, dan inflasi lebih terkendali. Ini langkah cerdas karena inflasi daerah tidak bisa diatasi hanya dengan operasi pasar, tapi dengan integrasi rantai pasok,” kata Kahfi.
Di sisi lain, banyak yg menyarankan agar Pemprovsu juga membuka ruang bagi petani lokal untuk berkontribusi menekan inflasi. Kahfi mendukung langkah Pemprov Sumut tersebut.
Dikatakannya, hal itu bukan hanya kebijakan pengendalian inflasi, tapi juga kebijakan pemberdayaan ekonomi rakyat. “Kalau petani diberi akses ke pasar kota, dibantu logistik, dan difasilitasi BUMD untuk off-take hasil panen, maka Sumut tidak lagi bergantung pada pasokan luar. Ini konsep ekonomi sirkular daerah yang sangat saya apresiasi dari Pak Bobby-dari petani ke pasar, dari desa ke kota, semuanya tumbuh bersama,” tandas Kahfi.
Terakhir, dari perspektif investasi daerah, NSI melihat keberhasilan Bobby Nasution menekan inflasi bukan hanya karena intervensi harga, tapi karena cara berpikirnya yang kolaboratif.
“Beliau menghubungkan petani, BUMD, dan daerah konsumen dalam satu sistem. Ini bukan sekadar pengendalian inflasi, tapi fondasi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan-dan itu sesuatu yang kami di North Sumatera Invest sangat hargai,” tukas Kahfi. (rel/sat)

