Inspirasinews – Medan, Semua pihak diminta cegah dan atasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Danau Toba. Sebab, kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark.
Semua pihak diminta cegah dan atasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Danau Toba itu disampaikan Gubernur Sumut, Muhammad Bobby Afif Nasution, dalam arahannya yang dibacakan Sekdaprov, Togap Simangunsong, pada Rakor Penanganan Karhutla di Kawasan Geopark Danau Toba di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Pangeran Dipengoro Nomor 30 Medan, Kamis (17/7/2025).
Semua pihak, kata Sekda, harus bersinergi melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan Karhutla, seperti patroli terpadu, pemetaan daerah rawan, penyuluhan kepada masyarakat, melibatkan tokoh adat dan agama dalam kampanye pembakaran lahan.
“Dalam beberapa bulan ini, laporan Karhutla terus mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu pariwisata dan menurunkan kualitas udara yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat,” ucapnya.
Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, sebut Sekda, terjadi 80 kejadian Karhutla sejak 1 Juni-13 Juli 2025 dengan luas sekitar 1.804,95 hektare. Dari 80 kejadian tersebut, tercatat 40 kejadian berada di wilayah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yang meliputi wilayah tujuh kabupaten. Sementara 40 kejadian lagi berada di luar wilayah KSPN, yang meliputi 14 kabupaten/kota.
Sebagaimana di ketahui, kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, yang memiliki nilai ekologis, geologis, dan budaya yang sangat tinggi. Namun kawasan ini juga rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas pembakaran lahan baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Kepala BPBD Sumut, Tuahta Ramajaya Saragih, melaporkan data Karhutla di luar KSN Danau Toba seperti Kabupaten Tapanuli Tengah (10 kejadian), Padanglawas Utara (7), Sibolga (5), Langkat (4), Labuhanbatu Utara (2), Nias Utara 2), Padanglawas (2), Tapanuli Selatan (2), Batubara (1), Deliserdang (1), Mandailing Natal (1), Nias Barat (1), Sergai (1), dan Kota Padangsidimpuan (1). Sedangkan Karhutla yang terjadi di wilayah KSPN meliputi Kabupaten Samosir (12), Toba (9), Karo (8), Simalungun (4), Humbanghasundutan (3), Tapanuli Utara (2), dan Dairi (3).
“Rapat ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas antara pemerintah provinsi, TNI/Polri, pemerintah kabupaten/kota, kementerian, dan perangkat daerah terkait lainnya untuk melakukan kesiapsiagaan dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana karhutla,” ucapnya. (sat)