Inspirasinews – Jakarta, Direktur Politeknik STIA LAN Jakarta, Nurliah Nurdin, mengatakan perempuan harus jadi subjek dalam politik. Mengingat, jumlah pemilih perempuan potensial hampir sama dengan laki-laki.
“Jadi, perempuan tidak hanya menjadi obyek, tapi harus menjadi subjek dalam politik,” tegas Nurliah.
Nurliah Nurdin mengatakan, perempuan harus jadi subjek dalam politik itu disampaikannya saat menjadi pembicara pada seminar di Sekretariat Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Pusat, di Gedung Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Dalam Pemilu 2024 ini, kata Nurliah, sudah seharusnya perempuan menjadi pemilih yang cerdas dan menjadi pengawas Pemilu yang jurdil serta menolak money politic (Politik Uang), agar menghasilkan pemimpin yang dapat menyuarakan suara perempuan di semua sektor kehidupan.
Sementara Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Indra Gunawan, menyambut baik seminar yang diadakan IKWI. Terlebih, tema yang diambil tentang Peranan Perempuan Dalam Pemilu.
“Kami (PPPA) mengapresiasi peran IKWI dalam mendorong isu perempuan dalam perpolitikan di Indonesia dan kontribusi perempuan dalam menguatkan visi bangsa untuk mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan kaum perempuan,” kata Indra.
Kementerian PPPA, kata Indra, terus mendorong keterwakilan perempuan dalam hal pengambil kebijakan, baik di parlemen maupun di pemerintahan. “Kiranya lebih banyak lagi jabatan strategis perempuan baik di legistalif, yudikatif fan eksekutif, agar dapat menyuarakan suara perempuan seperti di bidang pendidikan dan masalah kematian ibu hamil serta hal-hal lainnya yang terkait dengan perempuan dan anak,” harap Indra.
Sebelumnya Ketua PWI, Hendry Ch Bangun, mengatakan PWI sebagai pembina langsung IKWI bertugas membantu dan juga membina IKWI untuk berjalan dengan baik dalam mengembangkan organisasinya.
“Kita ingin IKWI berjalan dengan baik, termasuk menjalin komunikasi dengan partner (rekanan). Kami mendukung dengan sepenuh hati, baik moral maupun materil agar IKWI terus berkembang. Seminar ini sangat baik bertepatan dengan Pemilu dan Pilpres yang sedang berjalan. Dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) sebagai lembaga negara yang membawahi pembedaryaan perempuan dan anak, kiranya dapat terus bekerjasama dengan IKWI ke depannya,” harap Hendry.
Sementara Ketua Umum IKWI Pusat, Andi Dasmawati, mengajak mengajak anggota IKWI untuk dapat mengetahui lebih jauh seperti apa pelaksanaan Pemilu, apalagi keterwakilan kaum wanita sebanyak 30 persen.
“IKWI menginiasasi seminar ini untuk membangkitan semangat perempuan dan juga partisipasi perempuan dalam Pemilu serta komitmen untuk mendorong tercapainya kuota perempuan 30 persen. Aturan itu tercantum di dalam UUD 1945, UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu dan UU Nomor 2 tahun 2008 jo UU Tahun 2001 tentang Partai Politik. Meskipun dalam pemilihan sekarang kemungkinan kita belum bisa mencapai target tersebut,” ungkap Dasmawati.
IKWI, pinta Dasmawati, harus aktif memenuhi kuota perempuan, antara lain dengan mendorong tumbuhnya kesadaran di antara anggota maupun dalam mengajak masyarakat untuk menyuarakan kepentingan perempuan.
Dalam seminar yang digelar dalam rangkaian Hari Pers Nasional (HPN) 2024 yang jatuh setiap tanggal 9 Februari itu, seluruh pembicara sepakat, melalui Pemilu 2024 adalah momentum untuk mendorong dan memastikan terciptanya kebijakan publik yang memiliki perspektif perempuan.
Seminar bertemakan “Peranan Perempuan Dalam Pemilu” terselenggara berkat dukungan dari L’Oréal Indonesia, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB), Kamar Dagang dan Industri Indonesia, (KADIN), Coca-Cola, PT Sasa Inti, PT Paragon Technology and Innovation, PT Pos Indonesia, Garudafood, Nutrifood dan GoTo. (rel/sat)