Sumut

Asren Minta GPAI Perkaya Bahan Ajaran Untuk Anak Didik

Spread the love

Inspirasinews – Medan, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumatera Utara, Asren Nasution, meminta kepada Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) agar bertanggungjawab terhadap kualitas pembelajaran dan pengajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah, yakni dengan memperkaya bahan ajaran untuk anak didik.

“Gubernur memberikan atensi tinggi dan dukungan penuh dalam pengembangan guru agama Islam untuk mencetak anak didik yang religius dan bermartabat,” kata Asren Nasution.

Hal itu dikatakannya saat membuka Muzakarah Pengembangan Kompetensi GPAI Sumut dengan tema ‘Nilai Isra Mikraj Membentuk Karakter Jujur, Benar, Berani, Tulus dan Ikhlas Menuju Peserta Didik yang Bermartabat’ di Aula Tengku Rizal Nurdin, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Sabtu (25/2/2023).

Asren berharap, kegiatan ini dapat memperkaya bahan ajar atau materi pembelajaran GPAI yang diberikan kepada  anak didik nantinya.

“Kita targetkan muzakarah akan di laksanakan setiap bulannya. Setiap materi yang disampaikan akan di jadikan buku untuk memperkaya bahan ajar kepada anak didik,” katanya.

Sementara Ketua Forum Pengembangan Kompetensi Guru PAI Sumut, Raudatus Shafa, berharap muzakarah dapat meningkatkan kompetensi guru. Pertemuan perdana ini untuk mengintervensi dan mendongkrak semangat Guru PAI untuk terus meningkatkan diri dan kualitas pendidikan.

Sedangkan Guru Besar UIN Sumut, Muzakkir, selaku pamateri menyampaikan peristiwa Isra Mikraj menjadi inspirasi pengembangan keilmuan bagi umat manusia berdasarkan pendekatan ketuhanan dan keilmuan yang berjalan seiring. “Dalilnya dapat kita lihat di Alquran Surah Al-Isra ayat 1, yang mengajarkan kita teologi dan saintifik yang luar biasa,” katanya.

Isra Mikraj merupakan kekuatan dan spirit baru bagi Nabi Mahammad SAW dalam menghadapi tantangan umat di medan dakwah. “Dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yakni dari tempat mulia ke tempat mulia berikutnya,” katanya.

Selain itu, dalam perjalan menembus batas ini dari Masjidil Aqsha ke langit untuk menerima perintah salat. Selain itu, perjalanan ke langit ini untuk melihat kebesaran Allah SWT yang akan menjadi semangat baru dibalik kesedihan yang dihadapi Nabi.

Menurut Muzakkir, hakikat yang diambil dari perintah salat 5 waktu itu adalah Muroqabah yakni merasakan pengawasan dari Allah SWT, kemudian salat mengajarkan keberanian dalam kebenaran, hanya takut pada Allah SWT dan takut melakukan kebatilan.

Hakikat salat selanjutnya adalah membangun kejujuran dan moralitas, terhindar dari fahsya dan mungkar, dan yang terakhir salat merupakan sebagai penyejuk hati serrta mencerdaskan emosional. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *