Sumut Umum

Turun 21,1%, Prevalensi Stunting Sumut Lebih Rendah Dari Nasional

Spread the love

Inspirasinews – Medan, Berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting Sumut turun 4,7%, menjadi 21,1%, dari sebelumnya 25,8% pada tahun 2021.

SSGI 2022 itu dipaparkan Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, pada Rakernas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Jakarta, Rabu (25/1/2023).

“Alhamdulillah, prevalensi stunting Sumut turun sekitar 4,7%,” sebut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sumut, Ilyas Sitorus, Kamis (26/1/2023).  

Pemprov Sumut bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, Forkopimda, TP PKK se-Sumut akan terus berupaya menurunkan prevalensi stunting. “Penurunan angka stunting tidak bisa dicapai sendiri. Butuh kerja keras bersama seluruh pihak menurunkannya hingga 4%. Kami akan terus berupaya menurunkan stunting di Sumut. Kami optimis target tercapai,” kata Ilyas.

Pemprov Sumut pun telah menyusun berbagai kegiatan lintas sektor. Mulai dari urusan sanitasi, jamban, mutu air, edukasi pemahaman gizi, serta membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Selain itu intervensi gizi untuk ibu hamil dan balita pun juga dilakukan.

Menurutnya generasi masa depan harus terbebas dari stunting. Stunting akan menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045. “Seperti apa yang selalu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi, masa depan Sumut ada pada pundak generasi muda, untuk mengejar momentum generasi emas, stunting harus dientaskan,” kata Ilyas.

Selain Sumut, angka prevalensi stunting nasional juga turun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Hal tersebut cukup menggembirakan. Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, penurunan stunting tersebut bukan terjadi di masa biasa, melainkan di masa pandemi.

Menkes mengharapkan, di masa yang normal, penurunan kasus stunting bisa lebih tajam lagi. Sehingga target penurunan stunting di angka 14% di 2024 dapat tercapai. “Saya terima kasih terutama ke gubernur, bupati, walikota, karena ini terjadi masa pandemi, bukan terjadi masa biasa, masa pandemi saja bisa turun,” katanya. (sat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *