Inspirasinews – Medan, Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Sumut, Nawal Lubis, mengumpulkan sejumlah pengrajin kain tenun dan songket berbagai daerah di Rumah Dinas Gubernur, Kamis (5/1/2023). Hal itu dalam rangka persiapan Hari Pers Nasional (HPN) tahun 2023 di Sumut, Februari mendatang.
Nawal Lubis mengumpulkan para pelaku UMKM, pengrajin kain tenun dan songket dari berbagai suku di Sumut, seperti songket Batubara (Melayu), Karo, Toba, Mandailing, Pakpak, Angkola dan Simalungun dengan corak dan motif beragam.
Dalam pertemuan itu, Nawal, saling berbincang dan tukar pendapat dengan para pengrajin, terkait rencana penggunaan pakaian khas Sumut dari beberapa corak budaya yang ditampilkan dalam bentuk pakaian khusus atau seragam. Termasuk nantinya akan di gunakan oleh Presiden RI, Joko Widodo, pada HPN.
Nawal pun disuguhi berbagai tawaran corak dan motif kain tenun/songket oleh para pengrajin. Di mana nantinya akan di sesuaikan dengan ciri khas Sumut, sehingga HPN memiliki warna tersendiri saat di hadiri para insan pers dari seluruh nusantara.
“Kita sengaja kumpulkan para pengrajin kain tenun dan songket ini untuk persiapan HPN yang akan di jadikan pakaian khas. Baik untuk laki-laki dan perempuan. Nanti Pak Presiden juga rencananya akan menggunakan kain motif dari Sumut,” ujar Nawal.
Sementara Kadis Kominfo Sumut, Ilyas Sitorus, mengungkapkan pertemuan tersebut agar Ketua Dekranasda Sumut bisa melihat langsung dan berdialog bersama pengrajin, untuk menentukan corak seperti apa yang akan di gunakan nantinya pada peringatan HPN.
“Mereka (pengrajin, red) punya pemahaman untuk itu, maka langsung mereka hadir dan membawa berbagai corak dan motif kain tenun hasil produksi masing-masing pelaku UMKM di Sumut. Sekaligus juga untuk mengenalkan kepada para tamu dari seluruh provinsi yang akan mengadiri acara tersebut nantinya, bahwa Sumut kaya akan corak adat budaya,” sebut Ilyas.
Atas undangan tersebut, sejumlah pengrajin menjelaskan kain yang ditunjukkan merupakan hasil karya khas Sumut. Bahkan, beberapa dari mereka, seperti Leli dari Kabupaten Batubara adalah penenun generasi ketiga, mewarisi usaha turun temurun dari nenek dan ibunya.
“Dari kecil saya sudah diajari menenun, jadi sampai sekarang itu usaha kami. Memang dari waktu pembuatannya unutuk satu lembar kain (2,5 meter) paling tidak memakan waktu pembuatan hingga 7 hari. Berbeda jika menggunakan mesin, sehari bisa satu sampai dua kain,” katanya.
Sebagai pengrajin dan pengusaha kain tenun/songket, mereka berterima kasih telah diundang oleh Ketua Dekranasda Sumut untuk menunjukkan hasil kerajinan masing-masing dengan ciri khas tersendiri dari produknya. (sat)