Inspirasinews – Medan, Senior Program Momentum Private Health Care Delivery (MPHD) Sumut, Apsari Diana, menyampaikan Sumut masuk kategori lima besar angka Kematian Ibu (KI) dan Bayi Baru Lahir (BBL) di Indonesia saat ini, setelah Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.
“Sumut menduduki posisi ke lima KI dan BBL,” kata Apsari Diana pada Lokakarya Pertemuan Revitalisas Kelompok Kerja Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Sumut yang di laksanakan MPHD Sumut, Senin (31/1/2022).
Di Indonesia, sebut Diana, angka kematian ibu yang melahirkan pertahun berkisar 14.640 orang, sedangkan untuk bayi baru lahir meninggal pertahun mencapai 116.172 bayi. “Jadi, satu hingga dua jam ada dua kematian ibu, sedangkan untuk bayi baru lahir, setiap jamnya 13-14 yang meninggal,” jelasnya.
MPHD hadir, kata Diana, untuk meningkatkan layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta meningkatkan koordinasi sistem kesehatan, baik pemerintah dan pihak swasta di kabupaten/kota yang menjadi target penurunan angka KI dan BBL.
Untuk tahun 2021 hingga 2025, sebut Diana, kabupaten/kota di Sumut yang menjadi lokasi intervensi MPHD Sumut, yakni Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Asahan dan Kabupaten Karo.
“MPHD akan melakukan berbagai intervensi, antara lain melakukan asesmen terhadap akses pelayanan dan perjanjian kerja sama antara Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di kabupaten/kota dengan harapan mampu megurangi KI dan BBL sebesar 70%,” terangnya.
Sementara Ketua TP PKK Sumut, Nawal Lubis, saat membuka lokakarya menyampaikan persoalan kematian ibu dan bayi baru lahir butuh dukungan dan kerja sama segenap pemangku kepentingan.
“Perlu dukungan dan kerja sama lintas program, lintas sektor, organisasi profesi dan pemangku kepentingan lainnya dalam mempercepat pencapaian target penurunan angka kematian ibu, angka kematian neonatal dan angka kematian bayi,” katanya.
Kesehatan ibu, bayi baru lahir, bayi dan anak, sebut Nawal, termasuk dalam kebutuhan dasar yang pemenuhannya menjadi tanggung jawab bersama semua sektor pemerintah dan daerah yang merupakan indikator keberhasilan pembangunan kesehatan nasional.
Dalam kesempatan itu, Nawal, menyampaikan apresiasi terhadap MPHD yang telah mengikutsertakan banyak pihak, termasuk TP PKK untuk berkontribusi merancang program strategis perlindungan kematian ibu dan bayi baru lahir.
“Ini sebagai bukti kuatnya sinergitas seluruh pihak terkait untuk melindungi kematian ibu dan bayi baru lahir untuk mencegah Lost Generation (Generasi yang hilang) sebagai generasi penerus bangsa,” ujar Nawal.
Nawal juga berharap, penanganan kasus stunting juga masuk dalam program kerja MPHD Sumut serta menjadi perhatian. ”Kasus stunting di Sumut masih cukup tinggi. Kiranya ini menjadi titipan giat program MHDP Sumut untuk melibatkan pihak berkompeten agar kasus stunting ini bisa menurun,” harap Nawal.
Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Ismail Lubis, melaporkan kegiatan ini merupakan rencana kerja MPHD Sumut untuk meningkatkan peran pemangku kepentingan terhadap kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi. “Tujuannya untuk meningkatkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi,” katanya. (sat)