Inspirasinews – Medan, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi, mengingatkan masyarakat Sumut tidak menurunkan kedisiplinan protokol kesehatan (Prokes), meskipun kasus Covid-19 di Sumut menurun.
“Kita harus belajar dari negara lain. Inggris misalnya, cakupan vaksinasi dan tracing mereka sangat tinggi, tetapi sampai saat ini penyebaran Covid-19 di sana tinggi juga. Jadi, Prokes masih senjata utama kita bersamaan dengan vaksinasi. Kedua ini upaya kita melawan pandemi,” kata Gubsu di Medan, Senin (1/11/2021).
Gubsu mengaku, imbauan ini juga pernah disampaikannya usai pertemuan dengan Forkopimda dan FKUB Sumut, baru-baru ini.
Penurunan kasus Covid-19 di Sumut, kata Gubsu, seiring dengan semakin massifnya vaksinasi yang di lakukan. Sampai Oktober 2021, vaksinasi Sumut mencapai 47% (target 50% di akhir bulan ini). “Perkembangan Covid-19 masih tidak terduga, sehingga Prokes tetap menjadi senjata utama dalam melawan Covid-19,” katanya.
Berdasarkan data covid-19.go.id ada penurunan kepatuhan menggunakan masker di Sumut. Per 9 Agustus 2021 kepatuhan mengenakan masker 0% di tingkat <60%, 9,09% untuk tingkat 61-75%, 45% untuk tingkat 76-90%, dan 45% untuk tingkat 91-100%. Namun, 11 Oktober tingkat kepatuhan di <60% bertambah menjadi 13,64%.
Begitu juga dengan
jaga jarak, pada 16 Agustus tingkat kepatuhan di bawah 60% berada di angka
5,26% sedangkan 11 Oktober bertambah menjadi 40,91%. Ada peningkatan signifikan
pada kelompok yang kurang patuh prokes di Sumut.
“Ada kelonggaran dari pemerintah, mobilitas kita
semakin tinggi, tetapi itu juga di barengi Prokes yang mulai kendur. Saya
sangat berharap masyarakat tetap disiplin Prokes, kita tidak ingin ada
gelombang ketiga di Sumut karena lalai dalam Prokes,” tegas Gubsu.
Sementara Kapolda Sumut, Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak, mengatakan yang perlu di waspadai dalam waktu dekat ini Natal dan Tahun Baru (Nataru). Berkaca dari pengalaman sebelumnya, usai peringatan hari besar terjadi lonjakan kasus Covid-19.
Lonjakan kasus Nataru tahun lalu di mulai akhir Januari 2021, puncaknya di 10 Pebruari dengan 224 kasus. Disusul Imlek akhir Januari dan Idul Fitri di bulan Mei, ini juga bertepatan dengan memaraknya varian delta sehingga terjadi lonjakan besar Covid-19 bulan Agustus dengan puncaknya 2.045 kasus per harinya.
“Kita sedang merumuskan formula yang tepat menghadapi Nataru, tentunya ini perlu kesepakatan bersama dengan berbagai pihak, mempertimbangkan pemulihan ekonomi dan sebagainya. Walau begitu, mencegah sirkulasi virus Covid-19 tetap yang utama, karena itu masyarakat jangan lalai Prokes,” tegas Panca. (sat)