Medan

Kementerian ESDM Studi Pemanfaatan Sampah di Medan

Spread the love

Inspirasinews – Medan, Wali Kota Medan, M. Bobby Afif Nasution, mendukung Feasibility Study dan Basic Engineering Design (BED) pemanfaatan sampah kota menjadi Refused Derived Fuel (RDF) atau Recovered Fuel (SRF) di Kota Medan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Badan Litbang (Balitbang) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Hasil studi ini kiranya dapat membantu dalam pemanfaatan sampah di TPA Terjun,” harap Bobby Nasution dalam Kick off Meeting Feasibility Study dan Basic Engineering Design (BED) Pemanfaatan Sampah Kota menjadi Refused Derived Fuel (RDF) atau Recovered Fuel (SRF), Selasa (6/7/2021).

Medan, kata Bobby, pernah mendapat predikat Kota Terjorok pada tahun 2019, karena TPA di Medan masih memakai sistem open dumping. “Sekarang ini kami sedang mengubah sistemnya dari open dumping menjadi sanitary landfill,” ucap Bobby.

Pemkot Medan, sebut Bobby, mengupayakan adanya TPA Regional dengan Pemkab Deli Serdang. “Alhamdulillah, sudah kita miliki lahan seluas 16,3 hektar yang siap di jadikan TPA Regional menggunakan sistem sanitary landfill,” sebut Bobby.

Sebelumnya Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi, Dr Ir Haryanto MT, berharap output kegiatan menghasilkan studi apakah sistem RDF layak atau tidak diterapkan untuk pengolahan sampah di Medan. “Metode RDF ini mengubah sampah menjadi bahan bakar. 120 ton sampah akan menghasilkan kurang lebih 40 ton RDF,” katanya.

Pengolahan sampah menjadi bahan bakar ini, kata Haryanto, sangat tergantung dari penggunanya nanti. Ini sejalan dengan program Kementerian ESDM dan PLN, yang bertujuan menambahkan biomassa pada bahan bakar PLTU batu bara, sehingga ini meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan.

“Apakah ada pengguna-penguna lain? Tentu ada. Contohnya, di Kota Cilacap, penggunanya atau pembelinya bukan PLTU, melainkan pabrik semen. Di mungkinkan juga industri-industri lain, seperti industri kecil memanfaatkan batu bara,” ungkapnya.  

Studi kelayakan ini, ucapnya, untuk mengkaji antara lain kebutuhan lahan, kebutuhan sampah, prosesnya, juga sumber sampah untuk melihat keberlanjutan metode ini. (insp01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *