Inspirasinews – Medan, Sejumlah musisi yang tergabung dalam
Musisi Muslim Medan (M3), Selasa (15/6/2021) mengadu ke Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPRD Kota Medan, karena kesulitan manggung selama masa pandemi Covid-19. Sebab, para musisi kerap memanfaatkan cafe, hotel dan pentas-pentas lainnya untuk berkarya sekaligus mendapatkan penghasilan.
Kehadiran M3 diterima Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Rajudin Sagala dan Sekretaris Syaiful Ramadhan. “Sesuai aturan yang diterbitkan Pemkot Medan, aktifitas cafe dan live music dibatasi. Kami sangat berharap Pemkot Medan memberi solusi permasalahan ini,” ucap Ketua M3, Indra Syafri.
Senada dengan itu, Andi, musisi Kota Medan mengharapkan live music dan pementasan lainnya bisa di izinkan seperti kegiatan lainnya. “Kalau kegiatan lainnya bisa di laksanakan dengan durasi tertentu, kenapa live music tidak, harus adil. Kalau memang di tiadakan, maka tiadakan semuanya dengan merata,” harapnya.
Sementara, Iskandar, mengharapkan Satgas adil. “Live music di dalam gedung di biarkan, tetapi live music di luar di larang. Kalau di larang, ya larang semuanya,” pintanya.
Menyikapi persoalan yang di hadapi, Sekretaris FPKS, Syaiful Ramadhan, mengatakan usulan dan masukan dari M3 akan menjadi perhatian FPKS. “Kita akan tindaklanjuti permasalahan ini. Kita akan sampaikan ke anggota Komisi III, agar persoalan ini menjadi perhatian dan disampaikan ke Pemkot Medan,” kata Syaiful.
Menurut Syaiful, para musisi Kota Medan perlu mendapat perhatian, khusunya di masa pandemi. “Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan tentunya harus bisa melihat permasalahan ini, sehingga para pelaku kesenian yang kehilangan pencahariannya bisa disalurkan dengan kegiatan lain,” ungkapnya.
Syaiful mengatakan, banyak program di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang bisa menjadi sarana para musisi di masa pandemi, sehingga tidak merasa diterlantarkan. “Bagi kita kehadiran musisi ini sangat penting. Mereka merupakan elemen masyarakat yang bisa mengangkat nama Kota Medan. Kita tidak ingin di saat pandemi ini mereka seolah di lupakan dan di biarkan. Saya kira ini catatannya untuk Pemkot Medan,” katanya.
Sedangkan, Rajudin Sagala, mengaku prihatin dengan kondisi musisi muslim. “Keberadaan mereka harus di perhatikan dengan serius. Jngan sampai Medan lupa dengan kesenian yang juga merupakan bagian dari sarana untuk mendongkrak popularitas Kota Medan ke depan,” jelas Rajudin.
Rajudin menyampaikan akan memberikan advokasi agar para musisi bisa mendapatkan bantuan. “Ini akan menjadi perhatian kita, termasuk bagi kawan-kawan musisi yang tidak bisa lagi membayar BPJS,” ucapnya. (insp01)
