Inspirasinews – Medan, Warga Medan Johor mengeluhkan bantuan pemerintah serta sistem pembelajaran secara online selama pandemi Covid-19. Sebab, proses pembelajaran secara online dianggap tidak efektif.
Pasalnya, biaya paket data internet membengkak serta terpaksanya orang tua membelikan handphone khusus bagi anaknya agar bisa mengikuti belajar online.
“Cucu saya sekolah online, tapi tetap harus bayar uang sekolah. Sementara orangtua cucu saya dirumahkan akibat pandemi Covid-19,” ujar Samsiah warga Medan Johor pada Reses III masa sidang ke III yang dilaksanakan anggota DPRD Kota Medan, Mulia Syahputra Nasution, di Jalan Karya Kasih, Kecamatan Medan Johor, Sabtu (29/8/2020).
Samsiah juga mengeluhkan soal Bantuan Sosial Tunai (BTS), sebab dirinya tidak ada mendapatkan bantuan apapun. “Kami juga kesulitan membeli paket internet,” timpal warga lainnya.
Sementara, Mulia Syahputra Nasution, dalam kesempatan itu mengaku kecewa dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Adlan dan Kepala Dinas Kesehatan, Edwin Efendi yang mengabaikan undangan reses.
Mulia mengatakan, banyak aspirasi masyarakat tentang pandemi Covid-19 dan proses pembelajaran secara online.
“Kalau kita lihat Pemko Medan takut menggelar proses belajar mengajar tatap muka, pemberian bantuan paket internet juga tidak kunjung direalisasikan,” tuturnya.
Kemendikbud, kata Mulia, sudah menggelontorkan Rp9 triliun untuk membantu proses belajar secara online, dimana uang tersebut dipergunakan untuk membeli paket internet murid.
“Sampai hari ini belum ada tindaklanjut dari Dinas Pendidikan tentang persoalan tersebut,” pungkasnya.
Pelaksanaan Reses masa sidang III tahun 2020 sendiri dilakukan mengikuti protokol kesehatan, setiap masyarakat yang hadir wajib memakai masker, cuci tangan dan dilakukan pengecekan suhu tubuh. (insp01)