Medan

BTS Segera Beroperasi di Medan, Ini Koridornya

Spread the love

Inspirasinews – Medan, Transportasi massal skema Buy The Service (BTS) akan segera beroperasi di Kota Medan, seiring dilakukannya uji coba lintasan oleh Plt Walikota Medan, Akhyar Nasution, bersama Kasubdit Angkutan Umum Ditjen Hubdat Kementrian Perhubungan, Hadi Setyabudi P, Ketua Organda Medan, Montgomery Munthe, Kadishub Sumut, Abdul Haris, Kadishub Kota Medan Iswar Lubis serta sejumlah pengusaha angkutan, Rabu (5/2/2020).

Untuk tahap awal, ada 5 koridor yang dipakai menggunakan 81 unit bus dan direncanakan beroperasi pada April 2020. Selama uji coba setahun, masyarakat gratis menggunakan bus massal menggunakan e-money dengan nol saldo.

Koridor 1 rute Terminal Pinang Baris-Lapangan Merdeka sepanjang 9,7 Km dengan 46 buah halte dan dilayani 11 unit bus besar. Koridor 2 rute Lapangan Merdeka-Terminal Amplas sepanjang 9,6 Km dengan 56 halte dan dilayani 11 unit bus besar.

Koridor 3 rute Belawan-Lapangan Merdeka sepanjang 24,1 Km dengan 112 halte dan dilayani 21 unit bus besar. Koridor 4 rute Tuntungan-Lapangan Merdeka sepanjang 18,1 Km dengan 87 halte dan dilayani 17 unit bus serta Koridor 5 rute Tembung-Lapangan Merdeka sepanjang 8,3 Km dengan 42 halte dan dilayani 10 unit bus.

“Alhamdulillah, kita mengusulkan 8 koridor, tapi 5 koridor yang disetujui Kementrian Perhubungan. Insya Allah (koridor) ini akan terus berkembang,” kata Akhyar.

Uji coba ini, Akhyar, merupakan program pengembangan angkutan massal di kawasan perkotaan dengan skema pembelian layanan dari Kementerian Perhubungan RI.

“Hadirnya moda transportasi ini, angkutan umum yang ada di Kota Medan dapat lebih memenuhi kebutuhan serta keinginan masyarakat. Disamping itu juga tentunya dalam upaya mengurai kemacetan yang selama ini terjadi di Kota Medan,” harap Akhyar.

Akhyar berharap, pengoperasian moda transportasi massal skema BTS ini dapat mengubah perilaku masyarakat yang selama ini menggunakan kendaraan pribadi beralih kepada kendaraan umum.  “Jadi,,tidak ada yang dirugikan dalam sistem ini,” ujarnya.

Tahun pertama dioperasikannya transportasi massal skema BTS ini, jelas Akhyar, akan digratiskan. Artinya, masyarakat yang menggunakan moda angkutan skema BTS tidak akan dikenakan biaya.

“Meski demikian masyarakat harus memakai kartu e-money untuk dapat menggunakan moda transportasi ini. Walaupun menggunakan kartu e-money tapi tidak akan dikenakan tariff atau nol saldo. Tujuannya untuk mengedukasi masyarakat  untuk terbiasa menggunakan kartu e-money ketika moda angkutan dengan skema BTS ini telah dikenakan tarif,” ungkapnya.

Disinggung tentang pengoperasiannya, Akhyar, memprediksi April mendatang. “Ketika beroperasi, bus dengan skema BTS tidak memiliki kondektur, hanya supir yang mengemudikan bus. Penumpang akan dinaikkan dan diturunkan di halte atau bus stop. Dari seluruh koridor yang akan mendukung kelancaran transportasi massal dengan skema BTS akan memiliki 400 buah halte atau bus stop,” terangnya

Dikatakannya, bus akan berangkat setiap 10 menit sekali dan tepat waktu. Meskipun tidak ada penumpang, bus akan tetap berjalan. Kemudian bus akan berhenti di setiap halte atau bus stop, masing-masing jarak halte atau bus stop satu dengan lainnya sekitar 500 meter. Bus yang dioperasiokan nantinya kapasitas 19 seat dan 15 orang untuk berdiri.

“Yang membuat moda transportasi ini berbeda dengan moda transportasi lainnya, karena memiliki teknologi. Dengan teknologi yang dimiliki, setiap kali  mau melintasi traffic light , lampu langsung berubah hijau sehingga bus tidak berhenti. Dengan demikian warga yang menggunakan jasa moda transport ini tidak akan pernah terjebak dengan lampu merah,” jelasnya.

Terkait Terminal Terpadu Amplas, Akhyar, memgatakan saat ini sedang dalam proses tender dan rencananya awal April dimulai pembangunan. “Nantinya Terminal Amplas akan memiliki fasilitas setaraf dengan bandara,”

Sementara Kasubdit Angkutan Massal Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI, Hadi Setyabudi, menerangkan Kemenhub memberikan bantuan kepada kota besar di Indonesia, termasuk Kota Medan yakni program pengembangan angkutan massal di kawasan perkotaan dengan skema BTS.

Untuk Kota Medan, jelasnya, moda transportasi massal ini akan beroperasi pada April 2020 dengan melayani 5 Koridor.

“Kemenhub menyediakan anggaran sebesar Rp50 miliar untuk moda transportasi massal skema BTS di Kota Medan, berarti anggaran 1 koridor sebesar Rp10 miliar. Untuk tahun pertama beroperasi, moda transportasi massal ini gratis. Semoga kehadiran moda transportasi massal ini dapat melayani dengan baik sehingga memuaskan masyarakat Kota Medan,” harap Hadi.

Sebelumnya Plt Walikota Medan bersama rombongan menguji lintasan koridor 2 dari Lapangan Merdeka Medan ke Terminal Amplas yang hanya memakan waktu sekitar 20 menit. (insp01)



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *