Inspirasinews – Jakarta, Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang semakin lama semakin banyak penderitanya, termasuk kanker leher dan kepala. Menurut data yang dikeluarkan Globocan pada 2018, 1 dari 5 pria dan 1 dari 6 wanita di seluruh dunia memiliki kanker. Efek dari kanker pun tidak ringan, di mana 1 dari 8 pria dan 1 dari 11 wanita akan meninggal akibat kondisi ini.
Di Indonesia sendiri, angka kejadian kanker diperkirakan mencapai 135,2 per 100.000 penduduk. Jika dibandingkan data tahun 2013, maka angka kejadian pada tahun 2018 ini mengalami peningkatan.
Kanker yang paling banyak ditemukan adalah kanker paru dan kanker hati untuk laki-laki, serta kanker payudara dan kanker leher rahim (serviks) untuk wanita.
Data tersebut tidak menandakan kanker pada leher dan kepala jarang terjadi. Kanker leher dan kepala yang masuk 30 kanker yang paling umum ditemukan di seluruh dunia antara lain adalah kanker tiroid, kanker bibir dan rongga mulut, kanker otak, kanker kulit, kanker laring, kanker faring, serta kanker kelenjar ludah.
Gejala kanker leher dan kepala
Beberapa gejala yang umum dikeluhkan oleh penderita kanker leher dan kepala antara lain:
- Adanya benjolan pada area kepala atau leher.
- Sariawan yang sulit sembuh, bercak kemerahan atau berwarna putih pada mulut.
- Gigi goyang.
- Perdarahan tidak normal seperti mimisan atau gusi berdarah, yang terjadi secara terus-menerus.
- Nyeri pada wajah, mulut, tenggorokan, kepala atau telinga yang tidak membaik.
- Kesulitan bernapas, berbicara (bisa berupa perubahan suara menjadi serak), membuka mulut atau menelan.
- Sering batuk, radang tenggorokan, atau infeksi telinga berulang.
- Hidung tersumbat terus menerus.
- Bau mulut yang tidak disebabkan faktor kebersihan mulut.
- Rasa baal atau adanya kelemahan otot pada wajah.
- Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya Anda waspada dan segera memeriksakan diri. Terutama, jika Anda memiliki faktor risiko untuk kanker leher dan kepala.
Berbagai faktor risiko kanker
Adanya faktor risiko tidak serta merta membuat Anda pasti terkena kanker, namun meningkatkan risiko terhadap penyakit berbahaya ini. Faktor risiko kanker leher dan kepala yang diketahui misalnya:
· Penggunaan tembakau untuk merokok
Sekitar 85 persen kanker leher dan kepala dihubungkan dengan penggunaan tembakau. Walaupun mereka yang merokok langsung memiliki risiko terbesar, namun paparan asap rokok pada perokok pasif juga meningkatkan risiko terkena kanker.
Selain merokok, penggunaan tembakau tanpa asap (smokeless tobacco) lainnya seperti mengunyah tembakau, atau mengendus juga berisiko terkena penyakit kanker leher dan kepala.
· Konsumsi alkohol berlebihan
Penyalahgunaan alkohol, terutama apabila dikonsumsi bersamaan dengan rokok, berkontribusi pada sekitar 75 persen kasus kanker leher dan kepala.
- Mengunyah sirih, terutama berisiko untuk kanker mulut.
- Mengonsumsi makanan yang diawetkan atau diasinkan, misalnya ikan asin. Konsumsi ikan asin yang rutin pada masa anak-anak meningkatkan risiko munculnya kanker hidung dan faring (nasofaring).
- Paparan radiasi, terutama pada area kepala dan leher (misalnya untuk pengobatan kanker).
- Paparan sinar matahari rutin dan riwayat terbakar sinar matahari pada masa anak, terutama berisiko untuk munculnya kanker kulit dan bibir.
- Munculnya infeksi, terutama Epstein-Barr Virus(EBV) dan Human Papilloma Virus(HPV).
Jadi, penyakit kanker seperti kanker leher dan kepala, memang perlu perhatian khusus mengingat jumlah penderitanya terus meningkat setiap tahun. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko kanker, misalnya berhenti merokok. (Insp01/kdc)