Ekbis Sumut

Ijeck Harapkan Sumut Jadi Produsen Kopi Terbesar di Indonesia

Spread the love

Berastagi – Inspirasi, Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Musa Rajekshah, mengharapkan agar Sumut bisa menjadi produsen kopi terbesar di Indonesia, karena Sumut memiliki 8 wilayah penghasil kopi.

“Ke-8 wilayah itu, adalah Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Mandailing Natal (Madina), Simalungun, Dairi, Karo, Toba Samosir (Tobasa), Tapanuli Utara (Taput) dan Humbang Hasundutan (Humbahas),” sebut Wagubsu pada . acara kelulusan para petani kopi binaan International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) di Berastagi, Kabupaten Karo, Selasa (16/7/2019).

Menurut pria yang akrab disapa, Ijeck, ini hal itu sangat memungkinan, mengingat posisi Sumut saat ini sebagai produsen terbesar keempat nasional.

“Hari ini Sumut menjadi produsen terbesar keempat di Indonesia. Tahun 2022 diharapkan bisa menjadi kedua, bahkan bisa menjadi produsen pertama untuk penyuplai kopi,” katanya.

Berdasarkan data BPS, sebut Ijeck, produksi kopi Sumut pada tahun 2018 tercatat 72.379 ton, yang terdiri atas Kopi Arabika Spesialty 63.425 Ton, dan Produksi Robusta 8.954 Ton. Luas areal tanaman Kopi Arabika Spesialty 71.955 hektar dan Kopi Robusta 19.416 hektar. “Sumut juga mengekspor kopi melalui Pelabuhan Belawan sebanyak 64.810 ton dengan nilai US$ 325.450.515,” ujarnya.

Ijeck juga mengucapkan terima kasih kepada ITFC yang telah memberikan pelatihan kepada para petani di Kabupaten Karo dan Dairi. “Semoga ini menjadi edukasi yang baik untuk para petani kita. Kedepan, ekspor kopi dari Sumut terus meningkat,” ucapnya. 

Kepada para petani kopi, Ijeck, mengatakan saat ini Pemprovsu tengah serius membangun desa menata kota. Meningkatkan kesejahteraan para petani di daerah ini. 

“Semangat kami adalah bagaimana ini bisa menjadikan Sumut yang bermartabat, membangkikan ekonomi dengan membangun desa menata kota. Saya selalu sampaikan, kami berkomitmen menginginkan bapak-ibu petani harus menjadi orang kaya. Jangan petani pas-pasan, pas begitu panen baru ada duit,” kata Ijeck.

Sementara Korporasi Pembiayaan Perdagangan Islam Internasional (International Islamic Trade Finance Corporation – ITFC) menyetujui untuk menyediakan pembiayaan sebesar US$ 30 juta untuk eksportir kopi di Sumut. 

Dengan fasilitas pembiayaan yang berdasarkan prinsip syariah, ITFC membantu para eksportitr kopi di Sumut untuk dapat melakukan pembayaran kepada para petani dan koperasi.

“Program Pengembangan Ekspor Kopi ITFC di Sumut dimulai pada tahun 2018, ada 349 petani kopi di Karo dan Kabupaten Dairi, Sumut telah mendapatkan manfaat dari kegiatan peningkatan kapasitas yang telah diberikan. Pelatihan-pelatihan ini telah meningkatkan kapasitas para petani kopi dalam pertanian organik dan praktek-praktek pertanian yang baik (Good Agricultural Practices-GAP),” ujar CEO ITFC Hani Salem Sonbol. 

Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan pinjaman US$ 6 juta untuk tiga eksportir asal Sumut, yakni Rami Ahmed (Boemi Coffee), Sadarsah (Arvis Sanadah Sanni) dan Iradha Hasnar (Ujang Jaya Internasional). 

“Ini hanya program awal saja, kita sudah punya program untuk tiga tahun kedepan untuk mengembangkan di beberapa daerah,. Ini adalah pilot project sehingga bisa mengukur efektivitas program ini. Semoga para eksportir termotifasi untuk ingin meningkatkan produktivitasnya,” tambah Hani Salem Sonbol. (ins01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *